Selasa, 09 April 2013

Tentang Pesta Pernikahan

Nak, mari kesini sebentar emak mau bercerita sesuatu.

 Julia, gadis belia mendekati emak, lantas berbaring disamping emak. Seperti biasa di penghujung malam sebagai penghantar tidur, emak akan bercerita tentang sesuatu. Kali ini tidak lain tidak bukan yaitu tentang pesta pernikahan. Yuk sama-sama dengerin. Cekidooott !!!!

***
Julia, mumpung kamu belum terlanjur terbuai akan keindahan dunia. Ada banyak dalam kehidupan ini yang bergeser dari konsep dasarnya. Nah termasuk yang satu ini, makanya emak mau cerita, ini cerita tentang pesta pernikahan emak dulu. Ada banyak urusan untuk mengadakan pesta pernikahan Julia. Berat badan emak dari 55 kg drastis turun menjadi 45 kg. Apa saja yang membuat emak menjadi kurus? Yaa..ini dia.

Undangan Pernikahan
Undangan pernikahan emak sama abah bukan main hebohnya. Warnanya merah menyala. Disudut-sudutnya terdapat ukiran emas. Sekilas dilihat, rasanya nggak tega untuk dibuka. Takut lecet. Bahan undangan dari kertas terbaik. Kertas terbaik tentu dari pohon terbaik kali ya. Harganya barang tentu sangat muahaaal. Kalau dihargakan sekarang mungkin Rp. 100.000 sebijinya. Setiap orang menerima undangan itu, pasti memuji. Wah, emak sama abah bukan main bangganya. Maklum urusan sekali seumur hidup. Tapi apa Julia, tepat setelah seminggu dari pesta pernikahan emak dan abah. Waktu emak mau buang sampah di TPS ujung kampung. Emak menemukan undangan itu terkulai dengan manisnya diantara tumpukan sampah. Hhuuuhh.., emak jengkel setengah mati. Orang nggak tahu apa ini harganya mahal. Jangan bilang yang buang ini dulu cuma ngasih amplop 10.000 perak. Cobalah dalam undangan emak buat tulisan, “MAAF INI UNDANGAN MAHAL, HARGA CETAK SERATUS RIBU, MOHON NGAMPLOP MINIMAL SEPULUH KALI LIPATNYA.”. Lumayan kan satu orang bisa ngasih satu juta. Tapi setelah emak pikir-pikir, orang tidak salah membuangnya. Toh sudah habis fungsinya. Cuma sebatas undangan yang isinya informasi kapan mau nikah dan dimana. Jadi apa gunanya undangan bagus-bagus kalau ujung-ujungnya masuk kotak sampah juga. Yang sederhana sajalah. Kan yang penting isinya. Uang percetakan bisa digunakan untuk yang lain yang lebih penting.

Foto Pre-Wedding
Nah, yang satu ini. Beeehhh... jaman emak baru happening banget dah. Kalo di pintu masuk gedung ada foto macam beginian berasa pesta emak paling keren sedunia. Tak lupa pula gaya yang kami pakai buat berfoto, abah memeluk emak dari belakang. Jadilah tangan abah semacam safetybelt yang melilit badan emak. Dan yang nggak kalah penting lokasi pemotretan di Dubai. Biar mirip-mirip artis gitu. Tapi setelah emak pikir-pikir emak malu sesudahnya. Kemesraan yang jelas-jelas waktu itu emak belum di-ijab-qabul sama abah udah dipertontonkan. Pas malam pertama, waktu abah meluk emak dari belakang. Emak nggak merinding lagi (lah kalo merinding emang kenapa yaakk). Terus duit abis dipake pemotretan jauh-jauh ke Dubai. Mending emak kumpulin buat naik haji. Jadi menurut emak foto yang begituan nggak begitu penting. Nggak jamin rumah tangga bisa semesra di foto itu. Malah emak mikirnya kenapa foto pre-wedding emak dulu nggak gabungin foto abah sama emak waktu masih SD. Terus ingus meleleh-leleh di atas mulut. Pasti lebih unyu.

Orgen Tunggal Lengkap Beserta Biduan Seksi
Nah yang satu ini, jaman dulu mesti kudu wajib ada. Nenek sama kakek kan orang kaya dijamannya. Nggak keren aja kalo nggak ada musik beserta biduan seksi yang menghibur. Masak iya sih, katanya pesta pernikahan tapi sepi nggak ada musik. Terus pas acaranya sepi. Krik..Krik.. Jadilah musiknya dangdutan dan biduannya goyang yang indehoy. Warga kampung asik mendekat ke panggung. Buat apa? Abis biduannya pakai rok mini sih. Tak lupa pula warga kampung (khususnya bapak-bapak) nyiapin duit buat saweran, ngasih biduannya. Waduh, nggak tahu apa istri dan anak-anak di rumah udah makan apa belom. Beras di dapur masih ada apa nggak. Nah, jaman berganti jaman. Sekarang giliran emak yang kondangan. Pas liat ada biduannya pakai baju seksi. Kok emak jadi malu sendiri. Apalagi emak ini perempuan juga. Terus pas tahu abah mau ikutan joget sama biduan. Beeehh..emak naik pitam. Asap ngepul keluar dari kuping emak. Terus emak tarik lagi abah kebelakang. Emak gaplok pantatnya pake teplon (ceritanya emak kebetulan lagi bawa teplon). Jadi kalau mau pakai hiburan, ya hiburan yang sewajarnya sajalah. Hiburan yang buat sama-sama seneng. Pengantin riang Bapak-bapak senang dan ibu-ibu tenang (nggak bakal lakinya ngedektin biduan).

Pembacaan CV Pengantin
Julia, kamu tahu kan waktu masih muda emak banyak prestasi. Iya, berbagai lomba antar kampung emak jabanin. Lomba yang pernah emak ikutin diantaranya lomba lompat karung, lomba masak biji nangka sampe lomba menanak nasi sambil kayang. Rata-rata emak juara. Otomatis waktu nikah disebutin dong ya satu-satu. Selain itu gelar emak panjang lebar. Kalo jaman sekarang gelar cuma ada di depan sama belakang, emak di tengah nama juga ada. Lho kok bisa mak? Terserah emak dong yang punya nama dan gelar juga emak. Emak bangga dong dibacain CV emak. Saking banyaknya yang disebutin makan waktu lamaaaaa banget. Para undangan gerah, nggak sabaran pengen cepet makan siang. Tuh kan orang bukannya simpati yang ada malah enek. Tapi setelah emak pikir-pikir kenapa emak nggak nampilin video lucu waktu emak ngucapin selamat ultah buat abah jaman pacaran yaak. Saking terhiburnya para undangan bakal teriak LAGEE LAGEE LAGEE dengan kompaknya.

Pawang Hujan
Yang satu ini semacam ritual sakral. Ada banyak cara yang dipakai warga. Tapi emak pakai cara yang paling mujarab. Apa itu? Ssttt..diem-diem aja ya. Jangan bilang sama abah. Kata Mr. Konon, kalau di pesta pernikahannya mau terhindar dari hujan, ya celana dalem pengantin prianya harus dicolong terus ditarok di atas loteng. Emak ngambil celana dalem abah diem-diem. Kata Mr.Konon lagi, kalau ada celana dalem pengantin pria nancep di loteng sudah pasti hujannya nggak berani dateng. Hujannya takut liat ada celana dalem nangkring di area sekitar yang mau dihujani. Tapi apa mau dikata, mungkin celana dalem abah kurang sakti, alhasil hari pesta pernikahan emak masih hujan juga. Padahal seperti yang kita tahu, hujan itu anugerah, rezeki dari Sang Pencipta. Langkah yang emak ambil itu adalah perbuatan syirik. Selain itu emak kapok dah pegang celana dalem abah. Emang kenapa mak? Aromanya aduhai, mirip-mirip terasi Bangka.

Bermewah-mewah
Dan akumulasi dari semua yang diatas adalah bermewah-mewah. Nggak bisa dipungkiri. Emak anak semata wayang. Abah anak semata kaki. Jadi nggak keren kan kalo pesta pernikahannya nggak mewah. Mana abah itu kan anak pejabat kampung. Rasanya seisi negeri harus tahu kalau yang nikah ini anak pejabat kampung. Bisa jadi ambisi dari orang tua pengantin. Kalaulah dari dulu emak sadar, emak akan menahan ambisi nenek sama kakek untuk berlebay-lebay ria. Sesungguhnya yang berlebay-lebay itu temannya setan.


Begitulah Julia cerita pesta pernikahan emak. Pada dasarnya perayaan pernikahan itu, dengan mengundang kerabat, sanak keluarga dan seisi negeri, tujuannya adalah ingin mengumumkan bahwa ada dua insan yang telah dinikahkan dan memohon doa agar yang dinikahkan ini menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. Sudah itu saja cukup. Jadi kalau ditengok mereka jalan berduaan, tentu saja tidak ada fitnah. Nah yang lain-lain itu adalah aksesorisnya saja. Ya, beginilah dunia banyak yang terlalu indah. Sehingga keindahannya mampu membuai penghuninya.  

***
Tulisan ini terinspirasi dari tulisan lama Tere Liye yang saya coba daur ulang,hehe. Semoga yang menulis (saya sendiri) dan yang membaca (siapa saja) sama-sama disadarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar