Sabtu, 30 Maret 2013

Bacaan di Bulan Maret


Buku pertama!

Judul: NEGERI PARA BEDEBAH
Penulis: Darwis Tere Liye
Jumlah Halaman: 433 halaman
Harga: Rp. 60.000,-


Novel ini mengisahkan seorang ‘Petarung Sejati’ alias Thomas alias Tommy. Tapi dalam novel ini lebih banyak disebut Thomas. Baiklah, Thomas merupakan seorang pemuda yang berprofesi sebagai konsultan keuangan profesional. Thomas juga tergabung dalam sebuah Klub Petarung yang di dalamnya banyak orang dengan berbagai latar belakang profesi. Dengan modal dendam masa kecil akan kematian kedua orang tuanya dan didikan serta bumbu-bumbu cerita dari sang kakek , Thomas tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas, cerdik dan idealis. Hingga suatu saat Thomas harus dihadapkan dengan permasalahan bisnis keluarga yang mengharuskan Ia terlibat dan berusaha menyelamatkan bisnis keluarganya itu. Bukan, sebenarnya tujuan utama Thomas bukanlah menyelamatkan perusahaan yang dipimpin oleh pamannya, Om Lien. Tapi keterlibatannya kali ini lebih kepada dendam-dendam masa kecil atas kematian orang tuanya yang ada hubungannya dengan otak dari pengkhianat dalam urusan bisnis pamannya itu.

Disini Tere Liye mengemas cerita perjuangan Thomas dalam membuka tabir kejahatan sangatlah menarik, lengkap dengan intrik-intrik kecerdikan Thomas beradu dengan berbagai model kebusukan berbagai partisi di negeri ini. Dari sini tergambar bagaimana dan betapa bedebahnya isi negeri ini. Entah apa kekurangan atau justru ini kelebihannya saya juga bingung, dalam novel ini di setiap bagian ceritanya terlalu banyak kebetulan-kebetulan yang sepertinya kurang logis. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, kadang kala dalam hidup ini memang ada banyak kebetulan yang kadang kita sendiri susah memikirkan letak kelogisannya. Jadi mungkin ini bukan sekedar kebetulan yang dikasih Tuhan cuma-cuma ya, bisa jadi kebetulan yang diusahakan atau kebetulan yang dihadiahkan.

Berbicara kelebihannya, Aahh..keren pisan lah. Ada banyak pesan moral yang tersirat dalam novel ini. Tentang pentingnya belajar banyak hal, kerja keras, kegigihan, kecerdasan dan yang pasti sportifitas. Saya rekomendasiin buat seluruh anak negeri, bacalah buku ini. Iya baca baca baca ya..temen-temen saya juga saya suruh baca, korbannya sudah ada, si Okta,hahaha.

Ngomong-ngomong tentang bedebah, saya sendiri pernah berinteraksi langsung sama yang namanya bedebah. Dulu waktu SMA saya dan teman saya mau ngurus sesuatu ke kantor sesuatu terus berhadapanlah sama seorang bapak sesuatu.

“Ada keperluan apa kalian?”
“Mau ngurus surat sesuatu pak”
“Buat apa?”
“Buat daftar seleksi di  Bank sesuatu supaya bisa pendidikan di Bank sesuatu itu dan bekerja di Bank sesuatu itu pak”

Lalu apa coba jawaban bapak sesuatu itu..

“Hmm..kalau kalian bukan anak pejabat, nggak punya banyak uang jangan berharap keterima di Bank sesuatu itu. Sudah! kami tidak menerima pembuatan surat sesuatu untuk kalian siang ini.” Jelas si bapak sesuatu sambil gosok-gosok kumisnya..terus nyambung ketawa, “BEDEBAH BAH BAH HAHAHA”, ishh..ketawanya aja kayak gitu.

Kami pulang dengan tangan hampa. Eh waktu SMA kita masih polos ya, dibilangin gitu pasrah aja. Sampai akhirnya kami ikut seleksi itu dan kami dinyatakan keterima beberapa tahap tes tapi masih ada tes lagi. Intinya kita ada kesempatan keterima tanpa harus jadi anak pejabat atau punya banyak uang dulu ya. Padahal kami berdua jelas-jelas anak pejabat, bapak saya menjabat bapak rumah tangga di rumah saya dan bapak temen saya juga menjabat bapak rumah tangga di rumahnya. Tapi kami berdua nggak sombong. Tuh keliatan banget ya bapak sesuatu tadi seorang Mr. Bedebah! Rasanya saya dan temen saya itu pengen dateng lagi ke kantor sesuatu itu buat cari bapak sesuatu itu sambil bawa batok kelapa. Buat apa batok kelapa? Buat geplak si bapak ya? Bukan..bukan..kami nggak berani juga. Jadi buat apa? ya batok kelapa itu kami potong dua terus kami kasiin ke bapak,

“NIH PAK BUAT DIJADIIN BEHAAA!!”.  


Kaaaabuuuuurrrrrrrrrr…..


Buku kedua! 

Judul: Chairul Tanjung Si Anak Singkong
Penyusun: Tjahja Gunawan Diredja
Jumlah halaman: 384 halaman
Harga: Rp. 58.000,-


Buku ini merupakan tulisan seorang wartawan harian Kompas, Tjahja Gunawan Diredja yang bercerita tentang perjalanan hidup CT alias Chairul Tanjung. Chairul Tanjung yang sekolah bermodalkan kain halus ibunya sebagai biaya kuliah. CT dibesarkan dari keluarga miskin namun pekerja keras. Kerja keras inilah yang mengantarkannya kepada kesuksesan yang diraihnya sekarang. Dalam perjalanannya CT ditemani oleh istrinya yang berprofesi seorang dokter gigi yang bernama Anita Ratnasari. Banyak lika-liku kehidupan yang mereka hadapi. Kini Chairul Tanjung memiliki seorang putri dan seorang putra, Putri Indahsari dan Rahmat Dwiputra.

Chairul Tanjung yang pernah dijuluki si tangan emas memiliki prinsip tidak akan mencoba di suatu bidang jika di bidang itu Ia tidak bisa menjadi juara satu. Payung perusahaan yang sebelumnya kita kenal Para Group kini diubah menjadi CT Corp (Chairul Tanjung Corporation). Ada banyak bidang perusahaan yang digeluti oleh CT. Salah satunya di bidang pertelevisian dan informasi yaitu Trans 7. Konsep hiburan yang disuguhkan bersifat edukatif dan inspiratif.

Dari tiaada menjadi ada, itulah konsep seorang CT. Semoga anak negeri ini mencontoh kegigihan dan kerja keras CT. Dengan menanamkan jiwa entrepreneurship sejak usia muda, setidaknya memberikan potensi pertolongan besar untuk negeri ini. Jayalah terus pak CT!

Komentar saya (duilee semacam sudah hebat bener ya jadi komentator), buku ini enak dibaca, dengan berbagai pembahasan mengenai ekonomi namun masih mudah dicerna dan penggambaran perjuangan seorang CT dituliskan dengan rendah hati. Saya rekomendasikan untuk semua anak negeri untuk membaca buku ini, untuk anak swasta pindah ke negeri dulu. Tanamkan jiwa enterpreneur dan berjuanglah untuk perekonomian negeri baik dari skala mikro maupun makro. Mari kita hitung bersama, bayangkan kalo Pak CT punya karyawan sebanyak 75.000 orang masing-masing punya istri satu (yang punya dua istri kena pecat,haha..ampun ini informasi nggak bener) terus masing masing punya dua anak, jadi berapa totalnya anak-anak? 300.000 orang ibu guru…iyaak bener! nah berarti Pak CT membebaskan beban negeri sebanyak 300.000 orang tersebut. Luar biasa kan? tentu saja. 

Yuk mari..selamat membaca!


Buku ketiga!

Judul: 33 Pesan Nabi, Jaga Hati, Jaga Pikiran
Karya: Veby Surya Wibawa
Jumlah Halaman: 152 halaman
Harga: Nggak tahu, abisnya pinjem,hihihi



Buku ini merupakan komik yang bernafaskan islami. Dalil yang disampaikan adalah hadis Bukhari Muslim yang lekat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Disampaikan dengan bahasa yang santai. Komik ini bagus sekali dibaca santai-santai sambil makan kerupuk. lho kok mesti kerupuk? Iya itu misalnya kalo di rumah cuma ada kerupuk. Komik ini juga bisa dibaca oleh berbagai kalangan dan berbagai tingkatan usia. Ada berbagai seri yang tersedia, kebetulan yang saya baca ini vol.2. Buku ini saya pinjem dari Ratih (Terimakasih ya Ratih bukunya, *terus nyanyi..sari ratih..ratih sari ratih...#digeplak abang jual sari roti), tapi rencananya nanti mau beli sendiri supaya ada koleksi sendiri,hihi. Saya rekomendasiin baca buku ini. Enak kan sambil ketawa-ketawa tapi ada hikmah islami yang bisa kita petik.

Baiklah sampaikan walau satu ayat, hal.18 bab Manusia Terkuat.

“Siapakah yang kalian anggap perkasa?”

Kami menjawab, “Orang-orang yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun”.

Nabi bersabda, ”Bukan itu, tetapi orang-orang yang dapat mengendalikan dirinya pada saat marah”.(HR. Muslim)

Senin, 18 Maret 2013

“Romantisme”

 
Malam memanggil ku dengan syahdu..
Aku beranjak terbalut wudhu..
Mulut ku masih kaku..
Dahi ku penuh peluh..

Bolehkah aku berkata, Inilah Romantisme..

Malam menjaga ku dengan syahdu..
Aku diam tertunduk malu..
Ada butiran halus meluncur dari sudut mata ku..
Ini jelas bukan karena dibasuh, tapi air mata ku..

Bolehkan aku berkata, Inilah Romantisme..

Malam menemani ku dengan syahdu..
Rinai hujan berbisik dalam sujud ku..
Aku terdiam dan membatu..
Mata hati  terasa pilu..

Bolehkan aku berkata, Inilah Romantisme..

Malam masih bersama ku, dengan syahdu..
Terdengar lantunan dari upuk qalbu..
Aku tersipu malu..
Lalu terbelai menjadi satu..

Bolehkan aku berkata, Inilah Romantisme..

Malam..bukankah kau akan tetap syahdu?
Bolehkan aku mengadu?
Besok, mari lagi usik tidur ku..
Karena  hanya disini aku merasa dekat dengan Tuhan ku..

Oh ya, sebagai penutup bolehkah aku berkata..
Inilah Romantisme..
Terimakasih malam..

Oleh:
Seorang wanita kecil, di sudut kamar, di penghujung malam.

Surat untuk Asla

Awesome!

It’s such a nice love story, but it doesn’t tell about as usual story among both of people (male and female) loving each other, it’s about how a young mother really love her baby, yeaa.. after reading this story, just call your mom and don’t forget to say,
“I LOVE YOU MOM”.
***

Dear Asla

Sedang apa kamu disana duhai gadis kecil? Menangis kah? Tertawa kah? Bermain kah? Ahh.. saya tidak tahu pasti, atau mungkin kamu sedang mimi susu, susu asli yang mengalir dari tubuh Bunda kamu. Kamu tahu Asla, ada rahasia besar dibalik susu itu, Ssstt..saya hanya ingin membocorkan rahasia ini, karena kalau kamu sampai nggak tahu atau terlambat tahu kamu akan merasa pilu dan kalau kamu tahu lebih dulu tentu kamu akan merasa terharu.

Bunda kamu, yang rahimnya jadi tempat tinggalmu  tiga bulan lalu, tadi bercerita, cerita tentang susu yang kamu minum itu Asla. Bunda kamu selalu menyempatkan waktu untuk memerah susu untuk kamu. Susu itu dikumpulin sama Bunda kamu dalam botol-botol susu. Lalu botol-botol yang sudah berisi susu itu disimpan dalam Ice bag. Nah setiap pukul tujuh pagi Bunda kamu akan pergi ke pelabuhan. Ice bag yang berisi botol-botol susu untuk kamu itu akan naik kapal dan siap menyebrang laut menuju tempat kamu. Perjalanan botol-botol susu itu memakan waktu kurang lebih empat jam. Sesampainya disana kakek kamu yang akan menerimanya dan menukarnya dengan botol-botol susu yang kosong. Pukul dua siang Bunda kamu datang lagi ke pelabuhan untuk menjemput botol-botol susu yang kosong tadi agar besoknya bisa diisi lagi dan dikirim lagi. Begitulah yang setiap hari Bunda kamu lakukan.

Mengapa Bunda kamu rela memerah susu untuk kamu dan susah payah bolak balik ke pelabuhan padahal jelas-jelas Bunda kamu sibuk menjalani perannya sebagai koas. Tentu saja, itu karena Bunda kamu ingin kamu tetap bisa minum susu paling ajaib sedunia, Air Susu Ibu. Diminum ya susunya.  Disana jangan suka nakal dan menangis nanti Bunda kamu disini ikutan nangis. Itu saja cerita dari Bunda  kamu, jangan bilang-bilang Bunda kamu ya kalau saya sudah membocorkan rahasia ini. Dadadada.....

Aslaaa tungguuuuu !!!

Ada rahasia satu lagi yang ingin saya bocorkan. Janji ya yang ini juga nggak diceritain sama Bunda kamu.

Siap Janji?? *unjuk jari kelingking*
Ssssttt.... *tengok kanan kiri*  

“Rahasia satu lagi adalah ketika Bunda kamu cerita tentang ini mata Bunda kamu berkaca-kaca.”

***

Tulisan ini terinspirasi setelah mendengar cerita dari salah seorang teman saya tadi siang. Joande Necisa seorang ibu muda yang terpisah jauh dari anaknya (Asla Fayyola Andaya yang tinggal di Bangka sama neneknya) karena masih harus berjuang menyelesaikan koas. Saya, Tika dan Sisca sebagai pendengar sungguh terharu.

Jo, maafin aku yang sudah sedikit nakal buat surat ini yang sebenernya ga bisa juga dibaca sama Asla. Tapi semoga dibaca sama Asla Asla yang lain dan menyadarkan betapa besar kasih sayang seorang ibu.

Buat kamu Jo, saya kasih empat jempol, it’s really inspiring..

Buat saya sendiri, BELAJAR DULU MINUM SUSU BIAR NANTI BISA PRODUKSI SUSU, #Lho..apa hubungannya?HAHAHAHA




Kamis, 14 Maret 2013

Cerita Panti :: Wajah Mereka



Selamat Pagi!
Kok selamat pagi? emang sekarang pagi? Ahh..bukan kok, ini saya iseng aja, tiba-tiba teringat guru saya yang selalu mengucapkan "Selamat Pagi", nggak tahu siang apa sore apa malam apa emang beneran pagi. Bukankah pagi adalah waktu dimana kita memulai aktivitas, tak jarang burung-burung mulai bernyanyi, embun menetes di dedaunan, anak-anak ayam turun dari kandangnya, anak kucing mulai meong-meong, pedagang sayur mulai menjajakan dagangannya dan matahari mulai menampakkan senyumnya. Biar lebih lebih semangat katanya :)

Waktu kuliah preklinik, saya dan teman-teman sering datang ke sebuah panti untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Ahh..kaku bener sih! Bukan..sebenernya lebih kearah belajar sambil bermain atau bermain atau sambil belajar. Kami namai dengan “Gerakan Mahasiswa Mengajar”. Sayangnya kegiatan positif ini musnah dimakan tikus, tikusnya dimakan kucing, kucingnya dimakan anjing, anjingnya dimakan singa, singanya dimakan gajah dan gajahnya mati ditembak tentara Belanda. Selesai sudah, sekian!

Hei..tunggu! memang kegiatan ini sempet vakum karena orang-orangnya sudah pada jadi dokter, dokter muda maksudnya, jadi waktunya terbatas karena semuanya sok sibuk,hehe. Maaf..maaf..bukannya sok sibuk tapi emang beneran sibuk, selain itu orang-orangnya juga berada di stase yang berbeda-beda jadi nggak bisa kumpul ngajar bareng kayak dulu lagi, jadilah anak-anak panti merana lalu nangis sambil guling-guling di tanah. Oh tidaakk....saya boong! Suatu ketika kebetulan saya sedang berada di stase yang tidak banyak memakan waktu, saya rindu ke panti lagi. Akhirnya saya main ke panti dan saya mendapati wajah mereka begitu riang dan masih semangat ingin belajar lagi. 

“Ayuk..kemana aja?kenapa nggak pernah datang?mana kak Dimon, kak Rahman, ayuk Ria sama kakak-kakak yang lain” ujar salah satu dari mereka dengan semangat. Ada juga yang malah menunjukkan muka marahnya, nggak mau lihat saya lagi, agaknya yang satu ini kecewa berat. Well, kebayang kan ketika anak-anak ini sudah merasa memiliki dan terbiasa dengan kedatangan kami lalu tiba-tiba kami menghilang nggak datang lagi. Itulah yang dirasakan mereka, anak-anak yang perasaannya nggak pernah bohong.  

“Jika kita ingin belajar bagaimana mencintai tulus tanpa batas tanpa syarat maka belajarlah dari seorang ibu dan jika kita ingin belajar memiliki hati dan perasaan yang nggak pernah bohong maka belajarlah dari anak kecil, mereka jujur, polos dan apa adanya”

Sejak hari itu hati saya terpanggil lagi. Saudara-saudara demi kangkung-kangkung yang tumbuh liar di belakang rumah Neno dan ayam-ayam Wak Hasom yang dulu suka eek di teras rumah saya, maka saya niatkan bahwa saya ingin mengajar lagi. Sebut saja ini dengan “Gerakan Koas Mengajar” dan saya akan belajar memahami, memahami perasaan anak kecil. POK...POK..POK.. *mukul palu 

Baiklah disini saya akan bercerita tentang sisi personal mereka yang bisa kita lihat lewat raut wajah mereka, cekidoott!!


 ADEL
Adalah seorang perempuan kecil yang bersahaja, tidak terlalu banyak omong. Namun untuk hal-hal tertentu yang dianggapnya nggak sesuai sama apa maunya dia, dia berani menolak atau berkomentar. Adel suka belajar dan sesekali bisa mengeluarkan ledak tawa yang mengejutkan. Kemampuan belajar Adel lumayan bagus terlihat dari beberapa kali proses belajar. Tulisannya rapi dan kuat untuk pelajaran non-eksak. Adel bercita-cita ingin menjadi seorang guru. Yap, Ayuk Wiwik doain semoga cita-citanya tercapai :).
 


ADIT

Adalah seorang lelaki kecil yang imut. Mukanya yang bulat bikin kita pengen cubit-cubit. Usianya masih empat tahun dan belum sekolah. Adit orangnya perasa, gampang nyerah dan gampang nangis. Jadi untuk menyemangatinya saya harus ekstra lebay joget-joget sambil kayang baru dia mau belajar lagi. Tapi anaknya penurut dan kalau sudah semangat belajar bikin kita terharu, rasanya pengen saya peluk. Materi yang paling digemari adalah menggambar. Gambar apa coba? Katanya domba apa kambing apa pesawat, entahlah tapi menurut saya lebih mirip Alien :D. Terlepas dari itu saya kagum sama ini bocah, semoga kelak jadi orang yang sukses. Amin
 





ARUM


Adalah perempuan kecil berusia tiga tahun. Anaknya pendiam tapi suka belajar. Orangnya datar aja, kalau lagi belajar nggak gampang nyerah atau distrak. Paling suka materi pelajaran menghubungkan garis-garis (ceritanya kurikulum belajarnya terserah gue!). Kalau sudah dihadapkan dengan kamera anak ini pinter banget gaya. Suka jadi mainan kakak-kakaknya yang sudah besar. Jadi model aja ya dek besar nanti, tapi model yang solehah,hehe.




ARYA


Adalah lelaki kecil yang cukup aneh. Seleranya terhadap sesuatu susah ditebak. Arya orangnya nggak mau dipaksa dan mau belajar kalau dia suka. Saya nggak pernah maksa dia belajar, kalau dia bosen saya ajak main tapi kalau semangat lagi ya belajar lagi. Arya juga suka berantem (ini yang buat saya mati gaya). Tapi secara intelegensi ini bocah termasuk mudah menangkap pelajaran. Jayalah terus Arya!


BAMBANG
Adalah seorang remaja muda berusia empat belas tahun. Sejak kelas tiga SD sudah berhenti sekolah karena sering diejekin teman-temannya. Bambang nggak mau lagi balik sekolah, malu katanya. Belum bisa baca dan menulis masih terbatas. Berhitung juga masih kurang oleh karena itu materi yang saya berikan adalah berhitung, perkalian dan membaca. Berhitung juga yang sederhana karena anak ini agak kurang kemampuan menangkapnya. Tapi anugerah yang luar biasa adalah dia begitu semangat dalam belajar. Setiap saya mau pulang dia selalu minta PR. Harapan saya,  dia minimal bisa baca tulis dan ngitung duit, jadi nanti nggak akan ditipu sama orang. Daann Bambang tertarik di dunia fotografi, walau tangannya yang demikian dia mahir memegang kamera dan menjepretnya yang hasilnya menurut saya lumayan, kapan-kapan saya aplot. Inilah dia si Bambang..



FENNY


Adalah perempuan kecil berusia sepuluh tahun yang amat ceria. Ceria nggak Cuma lagi bermain, lagi belajar juga ceria. Lucunya anak ini kalau belajar, maunya dikasih soal yang mudah-mudah aja. Haha. Sebenernya saya baru sekali ketemu karena Fenny merupakan pindahan dari Jakarta akibat musibah banjir kemarin. Teruslah warnai hari dengan keceriaan mu dek..





NABIL

Adalah lelaki kecil berusia tujuh tahun. Nabil ini kakaknya Adit, mirip kan? Mirip kan? Tapi hatinya nggak mirip. Hatinya Nabil nggak se-Hello Kitty si Adit. Nabil suka belajar tapi suka berantem juga. Tapi kalo berantem cepet sadarnya kok, jadi saya nggak repot-repot jadi wasit *lho? Bukan maksud saya nggak mesti repot misahin mereka. Kemampuan belajarnya rata-rata tapi semangat belajarnya diatas rata-rata.  Nabil ini sangat menyayangi adeknya. Teruslah saling menyayangi ya..



NITA

 Adalah perempuan mungil yang masih berusia kurang dari dua tahun. Nita belum ikutan belajar karena masih kecil. Sejauh ini yang saya tahu anak ini sakit terus. Kasihan, mungkin karena sanitasi panti belum begitu baik jadi untuk anak seusia Nita yang sistem imunnya belum kuat mudahlah terserang virus-virus nakal. Sekarang lagi semangat belajar. Bukan belajar baca atau nulis tapi belajar jalan, hehe. Go go go Nita...




NUR


Adalah perempuan kecil berusia sebelas tahun. Sekarang duduk di bangku kelas tiga SD. Anak ini tomboy abis, abislah pokoknya nggak nyisa nyisa. Cuek tapi peduli. Nur rajin juga beres-beres dan peduli sama anak-anak panti yang lain. Tapi kalo dia lagi garang anak cowok bisa aja diajaknya berantem. Kemampuan belajarnya baik. Kalau lagi belajar kadang bisa jadi anak yang paling rajin tapi nggak jarang juga tukang buat ribut. Haha. Pokoknya bener-bener deh ngadepin bocah satu ini. Satu hal yang paling saya suka dari Nur, dia bisa baca pikiran saya dan saya juga suka baca pikiran dia, jadilah kami saling baca, haha. Cita-citanya mau jadi dokter, yuuukkk semangat belajarnya Nur biar kita sama-sama jadi dokter.





ZAHRA



Adalah perempuan kecil berusia tiga tahun yang penuh celoteh. Ini anak mana tahan belajar lama-lama, mudah sekali distrak. Tapi nggak apa-apa namanya juga bermain sambil belajar. Celotehnya panjang dikali lebar sama dengan luas. Pertanyaannya banyak banget, kalo mau diikutin bisa pusing sendiri. Lucunya suranya halus banget, saya ngebayanginnya kayak suara anak kucing, Miaaww..Miaaww..





CAHAYA

Adalah perempuan kecil berusia dua tahun setengah. Namanya Cahaya karena kemana -mana mengeluarkan cahaya, wajar aja waktu saya ketemu anak ini saya nutup mata karena tersilau silau, hehe..saya boong! Anak ini lucu, celotehnya lugas, walau masih kecil banyak banget kosa katanya. Sebenernya Cahaya bukan anak panti tapi masih keluarga ibu yang punya panti. Jadi kedatangannya cuma buat berkunjung. Saya cuma satu kali ketemu si Cahaya tapi anaknya mudah akrab dan langsung nempel. Sayangnya setelah saat itu Cahaya nggak main lagi ke panti. I Miss you Light! 









Sebenarnya ini hanya beberapa dari mereka yang ada di sana. Hanya saja bocah-bocah inilah yang wajahnya tertangkap kamera,hehe. Katanya Silika, "Setiap fase pertumbuhan seorang anak menyimpan sejuta misteri dan ibu adalah orang yang paling setia menunggu dan menerka-nerka misteri itu". Lalu bagaimana bagi anak-anak yang kurang beruntung, siapa yang mau setia menunggu dan menerka-nerka misteri dari setiap fase pertumbuhan mereka? Suatu hal yang bisa jadi renungan kita..

Sekian dulu Cerita Panti Edisi Wajah Mereka, nantikan edisi berikutnya :)