Jumat, 12 April 2013

Kamu tidak Sendiri, Ada aku dan si Kembang Api

Sekali lagi, aku mendapati air mata mengalir dari sudut mata mu. Tanpa kata-kata, tanpa suara. Aku mendengar dan aku merasa. Kamu begitu sedih tampaknya. Iya, tidak salah lagi kamu begitu sedih. Air mata mu sungguh mengiris hati ku.

Mari mendekatlah pada ku. Raihlah pundak ku. Aku akan memeluk mu, mendekapmu, hangat. Berikan tangan mu yang terkulai itu, biar ku genggam. Disini, kita berdua. Hening. Begitu dalam.

Mari ceritakan pada ku, apa yang menjadi gelisah mu. Aku berjanji akan mendengarkan tanpa memotong dengan satu kata pun. Tampaknya kesedihan mu begitu dalam sehingga mulut mu gemetar, tak mampu berucap. Aku memandangi mata mu lamat-lamat. Jelas sekali, mata mu tak mampu berbohong. Kesedihan mu masih tentang yang satu ini, kesendirian.

Mengapa kamu masih merasa sendiri, sedang aku masih disini, menemani mu. Terkadang kita merasa hidup seperti tidak adil memang, karena kita sedang diuji dengan sejuta kisah-Nya. Jangan takut, itulah cara Tuhan mendewasakan. Ketika seisi dunia meninggalkan mu, mengabaikan mu, melupakan mu, aku menemani mu.

Apa berdua dengan ku masih terasa sepi? Aku memiliki tiga buah kembang api. Kalau begitu mari kita bermain kembang api. Oh ya, sebelum kita mulai menyalakan kembang api, izin kan aku menghapus air mata mu terlebih dahulu. Bukan apa-apa, aku hanya takut, kalau kena tetesan air mata mu, kembang api yang kita nyalakan akan mati.


Kembang api pertama..
Cassshh..
Lihatlah percikan apinya begitu indah bukan. Hei....awaaass..percikan apinya nyaris  mengenai jemari mu.

Kembang api kedua..
Cassshh..
Hhaa..percikan kembang api yang ini, lebih ramai ya..

Kembang api ketiga..
Cassshh..
Oh..kembang api, jangan mengeluarkan percikan api yang begitu garang..

Kembang api kita sudah habis. Aku pandangi lagi wajah mu. Tidak tampak ceria. Tapi setidaknya tidak begitu sedih seperti tadi. Lalu tiba-tiba kamu tersenyum kecil. Ini persis, senyum yang ditahan-tahan. Mengapa untuk tersenyum kamu lebih memilih untuk menahannya, sedang menangis bisa sangat sejadi-jadinya. Coba jadikan senyum mu ini sebagai senyum yang lepas. Aku yang memintanya. Tapi bukan untuk ku sepenuhnya. Sebagiannya akan aku bagi untuk ketiga kembang api tadi.

Dan kali ini kamu tersenyum sumringah. Mata mu berbinar-binar. Aah..kamu keliatan lebih lucu. Coba tersenyum lagi. Kamu semakin melebarkan senyum mu. Benar,  kamu semakin lucu.

Sekarang waktunya kamu tidur. Kamu sudah terlalu lelah menangis tadi. Tidurlah, tidurlah dengan lelap. Aku tidak mengizinkan mu bermimpi, karena berjumpa dengan ku dan ketiga kembang api tadi cukup menjadi mimpi indah mu malam ini. setelah kamu terbangun nanti, aku pastikan kamu baik-baik saja. Kamu bahagia dan kamu tidak pernah merasa sendiri lagi. Namun, jikalau kamu merasa seisi dunia meninggalkan mu, mengabaikan mu dan melupakan mu, maka masih ada satu orang yang tersisa, aku yang akan menemani mu. Cepat pergi tidur dan aku akan datang lagi dalam mimpi mu esok hari, bermain kembang api lagi, jika kau merasa sendiri lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar