Sekali lagi, aku
mendapati air mata mengalir dari sudut mata mu. Tanpa kata-kata, tanpa suara.
Aku mendengar dan aku merasa. Kamu begitu sedih tampaknya. Iya, tidak salah
lagi kamu begitu sedih. Air mata mu sungguh mengiris hati ku.
Mari mendekatlah
pada ku. Raihlah pundak ku. Aku akan memeluk mu, mendekapmu, hangat. Berikan
tangan mu yang terkulai itu, biar ku genggam. Disini, kita berdua. Hening.
Begitu dalam.
Mari ceritakan
pada ku, apa yang menjadi gelisah mu. Aku berjanji akan mendengarkan tanpa
memotong dengan satu kata pun. Tampaknya kesedihan mu begitu dalam sehingga
mulut mu gemetar, tak mampu berucap. Aku memandangi mata mu lamat-lamat. Jelas
sekali, mata mu tak mampu berbohong. Kesedihan mu masih tentang yang satu ini,
kesendirian.
Mengapa kamu
masih merasa sendiri, sedang aku masih disini, menemani mu. Terkadang kita
merasa hidup seperti tidak adil memang, karena kita sedang diuji dengan sejuta
kisah-Nya. Jangan takut, itulah cara Tuhan mendewasakan. Ketika seisi dunia
meninggalkan mu, mengabaikan mu, melupakan mu, aku menemani mu.
Apa berdua
dengan ku masih terasa sepi? Aku memiliki tiga buah kembang api. Kalau begitu
mari kita bermain kembang api. Oh ya, sebelum kita mulai menyalakan kembang
api, izin kan aku menghapus air mata mu terlebih dahulu. Bukan apa-apa, aku
hanya takut, kalau kena tetesan air mata mu, kembang api yang kita nyalakan
akan mati.
Kembang api pertama..
Cassshh..
Lihatlah
percikan apinya begitu indah bukan. Hei....awaaass..percikan apinya nyaris mengenai jemari mu.
Kembang api kedua..
Cassshh..
Hhaa..percikan
kembang api yang ini, lebih ramai ya..
Kembang api ketiga..
Cassshh..
Oh..kembang api,
jangan mengeluarkan percikan api yang begitu garang..
Kembang api kita
sudah habis. Aku pandangi lagi wajah mu. Tidak tampak ceria. Tapi setidaknya
tidak begitu sedih seperti tadi. Lalu tiba-tiba kamu tersenyum kecil. Ini
persis, senyum yang ditahan-tahan. Mengapa untuk tersenyum kamu lebih memilih
untuk menahannya, sedang menangis bisa sangat sejadi-jadinya. Coba jadikan
senyum mu ini sebagai senyum yang lepas. Aku yang memintanya. Tapi bukan untuk
ku sepenuhnya. Sebagiannya akan aku bagi untuk ketiga kembang api tadi.
Dan kali ini
kamu tersenyum sumringah. Mata mu berbinar-binar. Aah..kamu keliatan lebih
lucu. Coba tersenyum lagi. Kamu semakin melebarkan senyum mu. Benar, kamu semakin lucu.
Sekarang
waktunya kamu tidur. Kamu sudah terlalu lelah menangis tadi. Tidurlah, tidurlah
dengan lelap. Aku tidak mengizinkan mu bermimpi, karena berjumpa dengan ku dan
ketiga kembang api tadi cukup menjadi mimpi indah mu malam ini. setelah kamu
terbangun nanti, aku pastikan kamu baik-baik saja. Kamu bahagia dan kamu tidak
pernah merasa sendiri lagi. Namun, jikalau kamu merasa seisi dunia meninggalkan
mu, mengabaikan mu dan melupakan mu, maka masih ada satu orang yang tersisa,
aku yang akan menemani mu. Cepat pergi tidur dan aku akan datang lagi dalam
mimpi mu esok hari, bermain kembang api lagi, jika kau merasa sendiri lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar