Senin, 16 Juni 2014

4 inch + 1 cm; 45,46,47



Hari itu, enam tahun silam. Tepat ketika anak-anak dari poros PMDK meramaikan gedung-gedung yang kala itu amat asing bagi mereka.  Ingatkah kalian enam tahun silam, ketika yang lain tengah menjalankan tes SPMB, kita melakukan pendaftaran ulang.  Hari itu, tanpa disadari mulai terbentuk formasi GMC. Diantaranya, ada tiga anak yang tanpa disadari beriringan. Ya, selalu beriringan. Dari tes kesehatan, pengmbilan foto KPM hingga mengantri untuk menerima almamater. Yak, itulah nomor absen 45, 46 dan 47. Dari nomor itulah keajaiban-keajaiban mulai terjadi. Kita jadi harus tergabung dalam satu kelompok tutorial dan kelompok-kelompok lainnya. Pada awal kuliah, si 47 selalu naik bus menuju kampus dari rumahnya, lalu memutuskan untuk hidup menjadi anak kos dan memilih PIM sebagai tempat peraduan. Ternyata di PIM itu si 45 duluan ngekos (Iya, PIM adalah tempat dimana formasi GMC terbentuk). Sedangkan si 46, untuk mengerjakan tugas kampus sering ngenet di deket kosan itu dan berujung numpang nginep di kamar si 47. Ketiga nomor itu selalu beriringan. Selalu. Akan tetapi di penghujung, 47 merasa ada yang kosong, ketika hari pelantikan, dua nomor di belakangnya yang selalu menjadi teman berceloteh tidak ada. Namun, kabar baiknya si 45 dan 46 akan menjalani hari sakralnya (baca: Pelantikan dan Wisuda) Agustus mendatang. 

                Hei, andai enam tahun silam itu sebuah film yang diputar kembali, tentang wajah polos para remaja yang menyambut dengan euforia atas bahagianya menjadi calon golongan berjas putih. Hari ini perjuangan dan sekelumit masalah di dalam itu telah kita jalani. Semoga keajaiban-keajaiban kecil akan selalu menyelimuti kisah para -member of GMC-. Itu bukan kebetulan. Itu hadiah. Karena hadiah-hadiah itulah yang membentuk bagaimana kita hari ini. 

                Kita sempat terlena. Terlalu bahagia menjalani hidup yang selalu bersama. Persahabatan dan kekeluargaan yang begitu hangat. Kita pikir kebersamaan kita tidak berujung, namun siap tidak siap akhirnya kita akan menjemput janji masa depan masing-masing, juga dengan cerita masing-masing. Semoga cerita yang baru nanti tidak menghilangkan memori yang terlalu manis yang pernah kita lewati. Setidaknya, jika nanti kita sudah berjauh-jauhan, kita hanya butuh waktu satu dua detik untuk sekedar mengenang lalu mengucapkan, “Kita Pernah Bersama”.


----One part story of 4 inch + 1 cm----

17 Juni 2014
Eh, kalian lagi pada ngapain? Coba Tanya aku… Hmm… Ake sedang merindukan kalian :”))