Selamat
Pagi!
Kok selamat pagi? emang sekarang pagi?
Ahh..bukan kok, ini saya iseng aja, tiba-tiba teringat guru saya yang selalu
mengucapkan "Selamat Pagi", nggak tahu siang apa sore apa malam apa
emang beneran pagi. Bukankah pagi adalah waktu dimana kita memulai aktivitas,
tak jarang burung-burung mulai bernyanyi, embun menetes di dedaunan, anak-anak
ayam turun dari kandangnya, anak kucing mulai meong-meong, pedagang sayur mulai
menjajakan dagangannya dan matahari mulai menampakkan senyumnya. Biar lebih
lebih semangat katanya :)
Waktu kuliah preklinik, saya dan
teman-teman sering datang ke sebuah panti untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar. Ahh..kaku bener sih! Bukan..sebenernya lebih kearah belajar sambil
bermain atau bermain atau sambil belajar. Kami namai dengan “Gerakan Mahasiswa
Mengajar”. Sayangnya kegiatan positif ini musnah dimakan tikus, tikusnya
dimakan kucing, kucingnya dimakan anjing, anjingnya dimakan singa, singanya
dimakan gajah dan gajahnya mati ditembak tentara Belanda. Selesai sudah, sekian!
Hei..tunggu! memang kegiatan ini sempet
vakum karena orang-orangnya sudah pada jadi dokter, dokter muda maksudnya, jadi
waktunya terbatas karena semuanya sok sibuk,hehe. Maaf..maaf..bukannya sok
sibuk tapi emang beneran sibuk, selain itu orang-orangnya juga berada di stase
yang berbeda-beda jadi nggak bisa kumpul ngajar bareng kayak dulu lagi, jadilah
anak-anak panti merana lalu nangis sambil guling-guling di tanah. Oh
tidaakk....saya boong! Suatu ketika kebetulan saya sedang berada di stase yang
tidak banyak memakan waktu, saya rindu ke panti lagi. Akhirnya saya main ke
panti dan saya mendapati wajah mereka begitu riang dan masih semangat ingin
belajar lagi.
“Ayuk..kemana aja?kenapa nggak pernah
datang?mana kak Dimon, kak Rahman, ayuk Ria sama kakak-kakak yang lain” ujar
salah satu dari mereka dengan semangat. Ada juga yang malah menunjukkan muka
marahnya, nggak mau lihat saya lagi, agaknya yang satu ini kecewa berat. Well, kebayang kan ketika anak-anak ini
sudah merasa memiliki dan terbiasa dengan kedatangan kami lalu tiba-tiba kami
menghilang nggak datang lagi. Itulah yang dirasakan mereka, anak-anak yang
perasaannya nggak pernah bohong.
“Jika
kita ingin belajar bagaimana mencintai tulus tanpa batas tanpa syarat maka
belajarlah dari seorang ibu dan jika kita ingin belajar memiliki hati dan
perasaan yang nggak pernah bohong maka belajarlah dari anak kecil, mereka
jujur, polos dan apa adanya”
Sejak hari itu hati saya terpanggil lagi.
Saudara-saudara demi kangkung-kangkung yang tumbuh liar di belakang rumah Neno
dan ayam-ayam Wak Hasom yang dulu suka eek di teras rumah saya, maka saya
niatkan bahwa saya ingin mengajar lagi. Sebut saja ini dengan “Gerakan Koas
Mengajar” dan saya akan belajar memahami, memahami perasaan anak kecil. POK...POK..POK..
*mukul palu
Baiklah disini saya akan bercerita
tentang sisi personal mereka yang bisa kita lihat lewat raut wajah mereka,
cekidoott!!
ADEL
Adalah seorang perempuan kecil yang bersahaja,
tidak terlalu banyak omong. Namun untuk hal-hal tertentu yang dianggapnya nggak
sesuai sama apa maunya dia, dia berani menolak atau berkomentar. Adel suka
belajar dan sesekali bisa mengeluarkan ledak tawa yang mengejutkan. Kemampuan
belajar Adel lumayan bagus terlihat dari beberapa kali proses belajar.
Tulisannya rapi dan kuat untuk pelajaran non-eksak. Adel bercita-cita ingin
menjadi seorang guru. Yap, Ayuk Wiwik doain semoga cita-citanya tercapai :).
Adalah seorang
lelaki kecil yang imut. Mukanya yang bulat bikin kita pengen cubit-cubit.
Usianya masih empat tahun dan belum sekolah. Adit orangnya perasa, gampang
nyerah dan gampang nangis. Jadi untuk menyemangatinya saya harus ekstra lebay
joget-joget sambil kayang baru dia mau belajar lagi. Tapi anaknya penurut dan
kalau sudah semangat belajar bikin kita terharu, rasanya pengen saya peluk. Materi
yang paling digemari adalah menggambar. Gambar apa coba? Katanya domba apa
kambing apa pesawat, entahlah tapi menurut saya lebih mirip Alien :D. Terlepas
dari itu saya kagum sama ini bocah, semoga kelak jadi orang yang sukses. Amin
ARUM
Adalah perempuan kecil berusia tiga tahun. Anaknya pendiam
tapi suka belajar. Orangnya datar aja, kalau lagi belajar nggak gampang nyerah
atau distrak. Paling suka materi pelajaran menghubungkan garis-garis (ceritanya
kurikulum belajarnya terserah gue!). Kalau sudah dihadapkan dengan kamera anak
ini pinter banget gaya. Suka jadi mainan kakak-kakaknya yang sudah besar. Jadi
model aja ya dek besar nanti, tapi model yang solehah,hehe.
Adalah lelaki kecil yang cukup aneh. Seleranya terhadap
sesuatu susah ditebak. Arya orangnya nggak mau dipaksa dan mau belajar kalau
dia suka. Saya nggak pernah maksa dia belajar, kalau dia bosen saya ajak main
tapi kalau semangat lagi ya belajar lagi. Arya juga suka berantem (ini yang
buat saya mati gaya). Tapi secara intelegensi ini bocah termasuk mudah
menangkap pelajaran. Jayalah terus Arya!
Adalah seorang remaja muda berusia empat belas tahun. Sejak
kelas tiga SD sudah berhenti sekolah karena sering diejekin teman-temannya.
Bambang nggak mau lagi balik sekolah, malu katanya. Belum bisa baca dan menulis
masih terbatas. Berhitung juga masih kurang oleh karena itu materi yang saya
berikan adalah berhitung, perkalian dan membaca. Berhitung juga yang sederhana
karena anak ini agak kurang kemampuan menangkapnya. Tapi anugerah yang luar
biasa adalah dia begitu semangat dalam belajar. Setiap saya mau pulang dia
selalu minta PR. Harapan saya, dia
minimal bisa baca tulis dan ngitung duit, jadi nanti nggak akan ditipu sama
orang. Daann Bambang tertarik di dunia fotografi, walau tangannya yang demikian
dia mahir memegang kamera dan menjepretnya yang hasilnya menurut saya lumayan,
kapan-kapan saya aplot. Inilah dia si Bambang..
Adalah perempuan kecil berusia sepuluh tahun yang amat
ceria. Ceria nggak Cuma lagi bermain, lagi belajar juga ceria. Lucunya anak ini
kalau belajar, maunya dikasih soal yang mudah-mudah aja. Haha. Sebenernya saya
baru sekali ketemu karena Fenny merupakan pindahan dari Jakarta akibat musibah
banjir kemarin. Teruslah warnai hari dengan keceriaan mu dek..
NABIL
Adalah lelaki kecil berusia tujuh tahun. Nabil ini kakaknya
Adit, mirip kan? Mirip kan? Tapi hatinya nggak mirip. Hatinya Nabil nggak
se-Hello Kitty si Adit. Nabil suka belajar tapi suka berantem juga. Tapi kalo
berantem cepet sadarnya kok, jadi saya nggak repot-repot jadi wasit *lho? Bukan
maksud saya nggak mesti repot misahin mereka. Kemampuan belajarnya rata-rata
tapi semangat belajarnya diatas rata-rata.
Nabil ini sangat menyayangi adeknya. Teruslah saling menyayangi ya..
NITA
Adalah perempuan mungil yang masih berusia kurang dari dua
tahun. Nita belum ikutan belajar karena masih kecil. Sejauh ini yang saya tahu
anak ini sakit terus. Kasihan, mungkin karena sanitasi panti belum begitu baik
jadi untuk anak seusia Nita yang sistem imunnya belum kuat mudahlah terserang
virus-virus nakal. Sekarang lagi semangat belajar. Bukan belajar baca atau
nulis tapi belajar jalan, hehe. Go go go Nita...
Adalah perempuan kecil berusia sebelas tahun. Sekarang duduk
di bangku kelas tiga SD. Anak ini tomboy abis, abislah pokoknya nggak nyisa
nyisa. Cuek tapi peduli. Nur rajin juga beres-beres dan peduli sama anak-anak
panti yang lain. Tapi kalo dia lagi garang anak cowok bisa aja diajaknya
berantem. Kemampuan belajarnya baik. Kalau lagi belajar kadang bisa jadi anak
yang paling rajin tapi nggak jarang juga tukang buat ribut. Haha. Pokoknya bener-bener
deh ngadepin bocah satu ini. Satu hal yang paling saya suka dari Nur, dia bisa
baca pikiran saya dan saya juga suka baca pikiran dia, jadilah kami saling
baca, haha. Cita-citanya mau jadi dokter, yuuukkk semangat belajarnya Nur biar
kita sama-sama jadi dokter.
Adalah perempuan kecil berusia tiga tahun yang penuh
celoteh. Ini anak mana tahan belajar lama-lama, mudah sekali distrak. Tapi
nggak apa-apa namanya juga bermain sambil belajar. Celotehnya panjang dikali lebar
sama dengan luas. Pertanyaannya banyak banget, kalo mau diikutin bisa pusing
sendiri. Lucunya suranya halus banget, saya ngebayanginnya kayak suara anak
kucing, Miaaww..Miaaww..
Adalah perempuan kecil berusia dua tahun
setengah. Namanya Cahaya karena kemana -mana mengeluarkan cahaya, wajar aja waktu
saya ketemu anak ini saya nutup mata karena tersilau silau, hehe..saya boong! Anak
ini lucu, celotehnya lugas, walau masih kecil banyak banget kosa katanya.
Sebenernya Cahaya bukan anak panti tapi masih keluarga ibu yang punya panti. Jadi
kedatangannya cuma buat berkunjung. Saya cuma satu kali ketemu si Cahaya tapi
anaknya mudah akrab dan langsung nempel. Sayangnya setelah saat itu Cahaya
nggak main lagi ke panti. I Miss you
Light!
Sebenarnya ini hanya beberapa dari mereka yang ada di sana. Hanya saja bocah-bocah inilah yang wajahnya tertangkap kamera,hehe. Katanya Silika, "Setiap fase pertumbuhan seorang anak menyimpan sejuta misteri dan ibu adalah orang yang paling setia menunggu dan menerka-nerka misteri itu". Lalu bagaimana bagi anak-anak yang kurang beruntung, siapa yang mau setia menunggu dan menerka-nerka misteri dari setiap fase pertumbuhan mereka? Suatu hal yang bisa jadi renungan kita..
Sekian dulu Cerita Panti Edisi Wajah Mereka, nantikan edisi berikutnya :)
Terima Kasih ;)
BalasHapus