Buku pertama!
Judul: NEGERI PARA BEDEBAH
Penulis: Darwis Tere Liye
Jumlah Halaman: 433 halaman
Harga: Rp. 60.000,-
Novel ini mengisahkan seorang ‘Petarung Sejati’ alias Thomas
alias Tommy. Tapi dalam novel ini lebih banyak disebut Thomas. Baiklah, Thomas
merupakan seorang pemuda yang berprofesi sebagai konsultan keuangan profesional.
Thomas juga tergabung dalam sebuah Klub Petarung yang di dalamnya banyak orang
dengan berbagai latar belakang profesi. Dengan modal dendam masa kecil akan
kematian kedua orang tuanya dan didikan serta bumbu-bumbu cerita dari sang
kakek , Thomas tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas, cerdik dan idealis.
Hingga suatu saat Thomas harus dihadapkan dengan permasalahan bisnis keluarga
yang mengharuskan Ia terlibat dan berusaha menyelamatkan bisnis keluarganya
itu. Bukan, sebenarnya tujuan utama Thomas bukanlah menyelamatkan perusahaan
yang dipimpin oleh pamannya, Om Lien. Tapi keterlibatannya kali ini lebih
kepada dendam-dendam masa kecil atas kematian orang tuanya yang ada hubungannya
dengan otak dari pengkhianat dalam urusan bisnis pamannya itu.
Disini Tere Liye mengemas
cerita perjuangan Thomas dalam membuka tabir kejahatan sangatlah menarik,
lengkap dengan intrik-intrik kecerdikan Thomas beradu dengan berbagai model
kebusukan berbagai partisi di negeri ini. Dari sini tergambar bagaimana dan
betapa bedebahnya isi negeri ini. Entah apa kekurangan atau justru ini
kelebihannya saya juga bingung, dalam novel ini di setiap bagian ceritanya terlalu
banyak kebetulan-kebetulan yang sepertinya kurang logis. Tapi setelah saya
pikir-pikir lagi, kadang kala dalam hidup ini memang ada banyak kebetulan yang
kadang kita sendiri susah memikirkan letak kelogisannya. Jadi mungkin ini bukan
sekedar kebetulan yang dikasih Tuhan cuma-cuma ya, bisa jadi kebetulan yang
diusahakan atau kebetulan yang dihadiahkan.
Berbicara kelebihannya, Aahh..keren pisan lah. Ada banyak
pesan moral yang tersirat dalam novel ini. Tentang pentingnya belajar banyak
hal, kerja keras, kegigihan, kecerdasan dan yang pasti sportifitas. Saya
rekomendasiin buat seluruh anak negeri, bacalah buku ini. Iya baca baca baca
ya..temen-temen saya juga saya suruh baca, korbannya sudah ada, si Okta,hahaha.
Ngomong-ngomong tentang bedebah, saya sendiri pernah
berinteraksi langsung sama yang namanya bedebah. Dulu waktu SMA saya dan teman
saya mau ngurus sesuatu ke kantor sesuatu terus berhadapanlah sama seorang
bapak sesuatu.
“Ada keperluan apa kalian?”
“Mau ngurus surat sesuatu pak”
“Buat apa?”
“Buat daftar seleksi di Bank sesuatu supaya bisa pendidikan di Bank sesuatu
itu dan bekerja di Bank sesuatu itu pak”
Lalu apa coba jawaban bapak sesuatu itu..
“Hmm..kalau kalian bukan anak pejabat, nggak punya banyak
uang jangan berharap keterima di Bank sesuatu itu. Sudah! kami tidak menerima
pembuatan surat sesuatu untuk kalian siang ini.” Jelas si bapak sesuatu sambil
gosok-gosok kumisnya..terus nyambung ketawa, “BEDEBAH BAH BAH HAHAHA”,
ishh..ketawanya aja kayak gitu.
Kami pulang dengan tangan hampa. Eh waktu SMA kita masih
polos ya, dibilangin gitu pasrah aja. Sampai akhirnya kami ikut seleksi itu dan
kami dinyatakan keterima beberapa tahap tes tapi masih ada tes lagi. Intinya kita
ada kesempatan keterima tanpa harus jadi anak pejabat atau punya banyak uang
dulu ya. Padahal kami berdua jelas-jelas anak pejabat, bapak saya menjabat
bapak rumah tangga di rumah saya dan bapak temen saya juga menjabat bapak rumah
tangga di rumahnya. Tapi kami berdua nggak sombong. Tuh keliatan banget ya
bapak sesuatu tadi seorang Mr. Bedebah! Rasanya saya dan temen saya itu pengen dateng
lagi ke kantor sesuatu itu buat cari bapak sesuatu itu sambil bawa batok kelapa.
Buat apa batok kelapa? Buat geplak si bapak ya? Bukan..bukan..kami nggak berani
juga. Jadi buat apa? ya batok kelapa itu kami potong dua terus kami kasiin ke
bapak,
“NIH PAK BUAT DIJADIIN BEHAAA!!”.
Kaaaabuuuuurrrrrrrrrr…..
Judul: Chairul Tanjung Si Anak Singkong
Penyusun: Tjahja Gunawan Diredja
Jumlah halaman: 384 halaman
Harga: Rp. 58.000,-
Buku ini merupakan tulisan seorang wartawan harian Kompas, Tjahja Gunawan Diredja yang
bercerita tentang perjalanan hidup CT alias Chairul Tanjung. Chairul Tanjung
yang sekolah bermodalkan kain halus ibunya sebagai biaya kuliah. CT dibesarkan
dari keluarga miskin namun pekerja keras. Kerja keras inilah yang
mengantarkannya kepada kesuksesan yang diraihnya sekarang. Dalam perjalanannya
CT ditemani oleh istrinya yang berprofesi seorang dokter gigi yang bernama
Anita Ratnasari. Banyak lika-liku kehidupan yang mereka hadapi. Kini Chairul
Tanjung memiliki seorang putri dan seorang putra, Putri Indahsari dan Rahmat
Dwiputra.
Chairul Tanjung yang pernah dijuluki si tangan emas memiliki
prinsip tidak akan mencoba di suatu bidang jika di bidang itu Ia tidak bisa menjadi
juara satu. Payung perusahaan yang sebelumnya kita kenal Para Group kini diubah
menjadi CT Corp (Chairul Tanjung Corporation). Ada banyak bidang perusahaan
yang digeluti oleh CT. Salah satunya di bidang pertelevisian dan informasi
yaitu Trans 7. Konsep hiburan yang disuguhkan bersifat edukatif dan inspiratif.
Dari tiaada menjadi ada, itulah konsep seorang CT. Semoga
anak negeri ini mencontoh kegigihan dan kerja keras CT. Dengan menanamkan jiwa entrepreneurship sejak usia muda,
setidaknya memberikan potensi pertolongan besar untuk negeri ini. Jayalah terus
pak CT!
Komentar saya (duilee semacam sudah hebat bener ya jadi
komentator), buku ini enak dibaca, dengan berbagai pembahasan mengenai ekonomi
namun masih mudah dicerna dan penggambaran perjuangan seorang CT dituliskan
dengan rendah hati. Saya rekomendasikan untuk semua anak negeri untuk membaca
buku ini, untuk anak swasta pindah ke negeri dulu. Tanamkan jiwa enterpreneur dan berjuanglah untuk
perekonomian negeri baik dari skala mikro maupun makro. Mari kita hitung
bersama, bayangkan kalo Pak CT punya karyawan sebanyak 75.000 orang masing-masing
punya istri satu (yang punya dua istri kena pecat,haha..ampun ini informasi nggak
bener) terus masing masing punya dua anak, jadi berapa totalnya anak-anak?
300.000 orang ibu guru…iyaak bener! nah berarti Pak CT membebaskan beban negeri
sebanyak 300.000 orang tersebut. Luar biasa kan? tentu saja.
Yuk mari..selamat membaca!
Buku ketiga!
Judul: 33 Pesan Nabi, Jaga Hati, Jaga Pikiran
Karya: Veby Surya Wibawa
Jumlah Halaman: 152 halaman
Harga: Nggak tahu, abisnya pinjem,hihihi
Buku ini merupakan komik yang bernafaskan islami. Dalil yang
disampaikan adalah hadis Bukhari Muslim yang lekat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Disampaikan dengan bahasa yang santai. Komik ini bagus sekali
dibaca santai-santai sambil makan kerupuk. lho kok mesti kerupuk? Iya itu
misalnya kalo di rumah cuma ada kerupuk. Komik ini juga bisa dibaca oleh
berbagai kalangan dan berbagai tingkatan usia. Ada berbagai seri yang tersedia,
kebetulan yang saya baca ini vol.2. Buku ini saya pinjem dari Ratih (Terimakasih ya Ratih bukunya, *terus nyanyi..sari ratih..ratih sari ratih...#digeplak abang jual sari roti), tapi rencananya nanti mau beli sendiri supaya ada koleksi
sendiri,hihi. Saya rekomendasiin baca buku ini. Enak kan sambil ketawa-ketawa
tapi ada hikmah islami yang bisa kita petik.
Baiklah sampaikan walau satu ayat, hal.18 bab Manusia
Terkuat.
“Siapakah yang kalian anggap perkasa?”
Kami menjawab, “Orang-orang yang tidak bisa dikalahkan oleh
siapapun”.
Nabi bersabda, ”Bukan itu, tetapi orang-orang yang dapat
mengendalikan dirinya pada saat marah”.(HR. Muslim)