Kamis, 21 November 2013

Air Surga


Tik tok tik tok..jam dinding berbunyi. Saya hanya terdiam. Tiba-tiba teringat akan nasihat wanita kecil yang usianya jauh di bawah kami. Namanya adalah Atiyah. Haha, mohon maaf ya dek kalo penulisan namamu salah. Sebab ketika menulis ini, kakak sedang tidak berada di samping kakakmu untuk menanyakan yang benarnya. 

Atiyah adalah adik dari teman saya. Ia mengenyam pendidikan di sebuah pesantren. Badannya gede banget. Pernah si Atiyah ini berkunjung ke kosan kami, nyaris ga ada baju yang muat buat dipinjemin untuk dia. Beruntung kak Andwi juga punya adek yang badannya lebih gede dari kak Andwi, jadilah Atiyah pakai baju si Sindy. Suatu hal di luar perkiraan, kamu suka banget ya dek baca novel. Semangat ngubek-ngubek rak buku kakak. Apa itu, hmm.. Remember When ya yang kamu baca diem-diem waktu itu, haha. Maklum mama kamu ga izinin kamu baca kayak begituan ya. Kakak kamu juga ga suka baca dek, dia mah doyannya baca text book kedokteran dek :P.

Dulu saya hanya kenal si Atiyah ini dari foto. Teman saya sering memperlihatkan foto adiknya. Ketika adiknya berkesempatan datang, tepat ketika dia duduk di kelas 2 SMP. Dia sudah tumbuh jadi seorang remaja, jauh sekali dari gambaran foto yang pernah saya lihat. Teman saya ini beruntung, sebab sering mendapat nasihat dari adiknya. Jadilah saya tersadar...

“Ini bukan tentang siapa lebih tua, bukan tentang siapa yang duluan lahir, tapi tentang siapa lebih diberi kesempatan belajar, memahami dan menyampaikan dengan bijak”

Pernah suatu ketika, Atiyah menasihati kakaknya, “Kakak..berbusanalah yang syar’i, sebab kalau tidak, kakak akan berbuat dosa. Ketika kakak melangkah ke luar rumah, setiap langkah kakak akan mengajak papa ke neraka. Kasihan papa kak..”. Saat itu saya hanya senyum mendengar teman saya bercerita tentang ini. Namun, sekarang seiring berjalannya waktu saya jadi berpikir,

“Terkadang rezeki tidak selalu berupa materi, datang nasihat baik juga rezeki.”

Wah, rezeki teman saya bisa diingatkan oleh adiknya. Tapi bukankah saya yang kecipratan cerita dari teman saya juga rezeki buat saya. Apakah rezeki itu berlalu begitu saja? Apa sempat mampir di pemikiran saya?. Rezeki itu kini beranak pinak hingga saya berniat menuliskannya di blog, haha. 

Well, teman saya hanya dua bersaudara dan semuanya perempuan. Jadi laki-laki yang paling cakep di rumahnya ya ayahnya. Lalu saya? Saya punya ayah, satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Jadi kalau saya tidak sesuai nasihat adiknya temen saya tadi, bakal ada tiga orang dong ya yang saya ajak ke neraka. Sebab seorang perempuan adalah tanggung jawab ayahnya, saudara laki-lakinya dan suaminya (kalo sudah bersuami). Astaghfirullah, semoga dijauhkan. Berarti tanggung jawab saya untuk menjaga diri jauh lebih besar dibanding teman saya. 

Sungguh beruntung apabila kita berada di dekat orang-orang yang senantiasa mengingatkan dan menasihati. Namun diri sendiri pun bisa menjadi pengingat dan penasihat untuk diri sendiri. Inilah mengapa saya ingin menulis disini, suatu saat ketika saya dibuat lupa, mungkin tulisan inilah yang megingatkan. Lupa lagi baca lagi, diingetin lagi. Lupa lagi baca lagi. Lupa lagi baca lagi. Haha, dan seterusnyaaaaaa hingga suatu saat siapa tahu anak saya yang baca, yah...supaya nanti anak (perempuan) saya diingatkan bahwa setiap langkahnya membawa tanggung jawab ayahnya, iya ayahnya, ya berarti suami saya dong, wekekekekekekekek... 

***

Buat Atiyah di manapun kamu berada, nasihat kamu sederhana dek. Niatnya cuma buat kakak kamu. Terus kakak kamu cerita sama kak Andwi. Terus kakak menuliskannya disini. Disini berharap ada yang nyasar, haha. Lalu mengambil manfaat dari tulisan ini. Terus pengunjung yang nyasar tersebut entah menulis lagi atau menyampaikan lagi ke orang lain. Terus orang lain itu menyambung nasihat itu ke orang lain lagi. Terus terus dan seterusnyaaa.. jadi apa namanya ini dek? Inilah yang disebut rantai kebaikan, semoga pahalamu mengalir. Mengalir seperti air surga. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar