Libur beberapa hari usai ujian blok aku bingung mau ngapain, seperti biasa harapannya ada satu novel yang bisa dilahap, jadilah aku pergi ke Gramedia Jalan kol.Atmo ditemenin sama Didi. Karena kami memang datengnya udah agak malem, sekitar pukul delapan malam. Rasanya belum puas muter-muter lantai satu dan lantai dua eh tiba-tiba lampunya udah dimatiin sebagian, dan seorang mbak-mbak pelayan toko menghampiri saya,
“maaf mbak..ini udah mau tutup,apa yang dicari udah ketemu??”
Padahal baru jam setengah sembilan, hoo..ternyata memang Gramedia Jalan Kol.Atmo ini tutupnya jam segitu, terang saja baru muter setengah jam udah dimatiin lampunya.
Aku cuma senyum-senyum ga enak. Ahh...alhasil pulang deh dengan tangan kosong (backsound ; aku pulang...tanpa dendam ku terima kekalahan ku....hikss..hikss..)
Heeyy,,,tapi aku ga nyerah gitu aja don. Besoknya aku ke Gramedia lagi sendirian. Nah, aku dapet novel ini nih....judulnya “PEREMPUAN itu bermata SAGA”
Perempuanku adalah subuh yang merintih
mencakar gemas pintu cahaya yang tengah menggeliat
tertambat dalam kamar penuh gelisah
merebah terbaring atas ranjang basah
dalam aroma keringat lelaki
yang terburu sembunyi di bawah telapak kakinya sendiri
Perempuanku adalah bumi yang gelisah
Rembulan yang risau
Semesta yang galau
Membungkus semangat tetap terasah
Bermimpi ‘tuk menyarangkan mata pisaunya
Pada jantung lelaki
Yang asyik bercumbu dengan angannya sendiri
Perempuanku adalah margasatwa
Dan tetumbuhan yang terpanggang
Mentari tengah bercahaya
Tapi enggan terbakar
Karena dari telapaknya
Mengalir air sejuk dari perut bumi
Perempuanku adalah sorot mata tajam
Menghujamkan kakinya ke tanah
Meninjau jarak dengan maut
Mengancingkan badannya
Mengencangkan napasnya
Memacu merah darah dari jantungnya
Menyongsong sejuta beban kehidupan
Lalu, matanya memerah bagai saga
Ia menggenggam semangat tak terpadamkan
Yang merayap dalam tubuh terkuras
Oleh tangis anak-anak
Dan jeritan lakinya
Perempuanku adalah semangat
Tak habis tertata oleh jalan logika
Enggan dijinakkan
Oleh iseng mata-mata setan durjana
Jadi gini nih ceritanya..seorang guru disuatu daerah pinggiran gitu..kecelakaan yang mengakibatkan dia patah tulang dan harus diamputasi..sebenernya akibat komplikasinya sih..3 minggu dirawat dukun tulang yang ada malah infeksi. Naaahh..inti dari cerita ini adalah gimana sang istri tabah dan sabar mendampingi suaminya yang hidup dengan satu kaki..dan tetap kelihatan tegar didepan suami dan ketiga putrinya..disini bener-bener digambarkan bahwa -seorang perempuan dengan memiliki kesetiaan dan cinta yang tulus mampu menghidupkan hidup lelaki yang tengah rapuh- (eh..eh.. ini kata-kata aku sendiri lho..wkwkwk)
Dan ini adalah sebuah kisah nyata yang langsung ditulis oleh AGUST DAPA LOKA sebagai tokoh utama yang memiliki satu kaki...
Pak guru begitu panggilannya dalam kisah ini akhirnya mengakui karisma seorang perempuan yang pada awalnya dianggapnya sebagai makhluk yang lemah...namun ketika musibah menimpanya ia menjadi yakin bahwa perempuan mampu membangkitkan semangatnya yang nyaris hilang...selain istrinya tentu Mamanya dan ketiga putrinya...perempuan-perempuan yang menghidupkan jiwanya..
Mama memang akhirnya jadi sumber inspirasi hidupku dan semangatku untuk berusaha keras dalam hidup. Semangatku itu semakin kuat karena istriku. Semangatnya untuk jadi pejuang menghidupi rumah tangga kami amat alot. Aku tidak terlalu berlebihan jika istriku kuanggap punya karisma kuat sebagai istri dan ibu anak-anak ku. Bukan karena ia amat menghormati ku sebagai suami dalam kapasitas ku sebagai kepala keluarga. Tapi lebih karena segala tindakan terhadapku, anak-anak bahkan keluarga besarku, cara berpikirnya bagi kemajuan relasi kami dalam rumah terkadang membuat aku terpukul. Apa yang ia tunjukkan dan lakukan dalam keseharian membantuku memperbaiki cara pandangku pada seorang wanita.
Rasa kagumku pada wanita semakin tak dapat kusangkal ketika dalam tiga kali istriku melahirkan, aku selalu turut membantunya. Di saat-saat ketiga anakku itulah aku memperbaiki pandangan ku terhadap wanita secara total. Tidak terbatas pada istriku atau Mama. Aku yakin bahwa melahirkan pada setiap wanita tidak jauh berbeda. Aku menaruh pemahaman kuat, saat melahirkan seorang wanita siap bertarung dengan maut. Dengan sadar mererka menantang nasib itu. Dan, keberanian ini tidak akan pernah dimiliki kaum adam.
Itu pula sebabnya mengapa aku gembira mendapat karunia tiga anak perempuan.......
Dan yang membuat aku terkesan...walau dengan satu kaki Pak guru mau kembali mengajar...istrinya lah yang setia mengantar dan menjemput Pak guru dengan sepeda motor...yaa..istrinya yang membonceng....
Setiap hari dengan ringan hati aku memerangi pandangan aneh orang di jalanan yang melihat ku dibonceng istriku. Tongkat yang selalu kutenteng di atas motor menjadi pemandangan tersendiri dijalanan kota.....
Yaa..itulah sekilas isi novel ini dan buat aku pribadi..jadi mengingatkan 4 tahun yang lalu ketika ayahku sakit stroke dengan lumpuh sebagian tubuhnya (istilah kedokterannya Hemiplegi). Ibu ku sangat tegar menghadapinya padahal saat itu ibuku hanya ibu rumah tangga, semua urusan finansial adalah urusan ayah ku...tapi dahsyatnya kekuatan ibuku selain ayahku..aku merasakannya..dan aku yakin itu yang membuat ayahku kembali pulih seperti sekarang...semangatnya untuk sembuh karena karisma 4 perempuan cantik dirumah ku..selain nenek ku (ibu ayah ku) tentu ibu ku,aku dan kedua adik perempuan ku...masa itu menjadikan aku anak perempuan yang mirip dalam novel ini..aku memandikan ayahku....menyuapi ayahku..melatih ayahku berjalan setiap selesai sholat subuh dijalan setapak depan rumah...padahal berat tubuh ayahku tentu dua kali berat tubuh ku...dan kini ayah ku sembuh total walau tekanan darahnya konstan di angka 160/100 mmHg (hipertensi grade 2). Dan dengan bangga aku umumkan kalo sebenarnya IBUKU, PEREMPUAN BERMATA SAGA.
Dan semoga aku bisa menjadi perempuan setegar ibuku...sangat cerdas dan tulus mendampingi ayahku dikala susah maupun senang.