Senin, 18 April 2011

Gadis Pemilik Korek Api...


 
Aku tinggal disebuah gubuk sederhana. Aku mempunyai sebuah korek api mungil, korek api yang jarang dimiliki kebanyakan orang. Aku memiliki korek api tapi aku tidak pernah menggunakannya karena aku terbiasa dengan lampu-lampu mewah, sinar-sinar yang sangat terang disekeliling aku.. aku tidak pernah merasa gelap karena lampu-lampu mewah disekeliling ku benar-benar memanjakan aku dengan sinarnya…aku menari..tertawa..menangis..selalu diterangi oleh sinarnya..

Karena aku terbiasa bermanja dengan sinar lampu-lampu mewah itu, membuat aku jadi takut dengan gelap…ya..aku takut dengan gelap..aku takut kalau suatu saat lampu mewah itu tidak lagi memberikan sinarnya..bagaimana aku menari..bagaimana aku tertawa..bagaimana aku menangis ditengah kegelapan..

Hingga akhirnya aku sadar, aku tidak boleh terus terbuai dengan sinar-sinar lampu mewah itu..sinar-sinar lampu itu tidak mengajarkan aku bagaimana bertahan ditempat gelap..padahal bumi tidak selamanya terang.

‘’hai lampu mewah..izinkan aku pergi menjauh dari mu, dengan menjauh dari sinar mu mungkin aku bisa belajar bagaimana bertahan ditempat gelap…karena bumi tidak selamanya terang’’pinta ku..

 ‘’aku ikhlas dan aku bahagia..melihat kau dapat menari, tertawa, dan menangis dibawah sinarku..tapi kalau memang kau ingin belajar bagaimana bertahan ditempat gelap..pergilah..tapi ingat, ketika kau rapuh..kakimu tidak mampu lagi melangkah dan kau tak tahu arah karena gelap..kau panggil aku ya..sinar ku selalu ada untuk mu..’’

‘’sebisa mungkin aku melangkah..karena di saku ku ada sebuah korek api mungil..yang apinya bisa ku gunakan..sebisa mungkin aku bertahan walau apinya tak seindah dan seterang sinar lampu mewah mu..terimakasih telah memberi sinar mu lebih dari separuh usiaku..’’

Aku pun menjauh dari lampu mewah itu..lampu mewah yang memberi aku sejuta keindahan..
Makin hari aku makin terbiasa dengan gelap..gelap yang ditemani api kecil dari korek api ku..aku menikmati kegelapan ini..ternyata gelap tidak selamanya menakutkan..gelap juga memberikan keindahan..ketika aku duduk terdiam dan ku pejamkan mata..
‘’oh Tuhan..gelap mu sungguh indah..membuat aku bersyukur  betapa berharganya api kecil ini’’


Lalu ku buka mata ku..ternyata Tuhan memberi keindahan yang nyata..datang kunang-kunang, Ia menemani gelapku..menemani hingga aku tertidur lelap..


***

Aku terbangun dari tidur ku..aku terkejut tiba-tiba tak jauh dari ku ada sebuah lilin berwarna merah marun. Lilin yang penampakan fisiknya agak rapuh…ketika ku sentuh sedikit..tiba-tiba terjatuh..ternyata bagian bawah lilin ini tidak rata sehingga tidak mampu menopang tubuhnya. Aku mengamati lilin merah marun ini…aku bertanya-tanya,siapa pemilik lilin ini..mengapa bisa ada disini..siapa yang membuatnya rapuh…mengapa bisa ada didekatku..
‘’hai..lilin merah marun..bagaimana bisa kau ada disini?”
‘’kau lihat tubuhku..agaknya rapuh bukan..coba kau lihat sumbu ku..agaknya lembab bukan..’’jawab lilin merah marun itu..


Hati ku tersentuh..apa yang bisa aku lakukan..

‘’aku hanya ingin tidak merasa sendiri..’’ungkapnya..

Setiap hari aku berteman dengan lilin merah marun ini…lilin yang bisa membuat aku tertawa..tertawa walau dalam kegelapan…setiap malam datang aku mengeluarkan sebatang korek api yang apinya untuk menghidupkan lilin merah marun ini..dengan senang hati aku berikan batang korek api ku karena aku menyayangi lilin ini…


Agak susah sebenarnya menghidupkan lilin ini dengan korek api ku…aku harus mempelajari kondisi lilin ini..sumbunya yang agak lembab tampaknya memang tidak cocok dengan batang korek api ku…tapi aku tetap berusaha..ya setiap hari aku berusaha bagaimana menghidupkannya dan menghangatkannya..setiap kali aku berhasil menghidupkannya..lilin ini tersenyum cerah..aku sangat bahagia melihat senyumnya. Bukan cuma menghidupkan sumbunya aku juga harus mengumpulkan lelehan lilin ini dan aku letakkan kembali ke puncaknya agar lilin ini bisa terus bertahan. 


Tapi terkadang ketika aku salah memperlakukan lilin ini karena memang aku tidak paham betul dengan lilin ini. Ia akan menjatuhkan tubuhnya ditangan ku…lelehan tubuhnya yang panas bahkan apinya mengenai tangan ku..perih sekali..T_T..itu tandanya Ia marah ..sebenarnya aku tidak tahan, tangan ku perih dan merah..aku ingin menangis tapi aku tidak sanggup menangis dihadapannya karena aku takut air mataku membasahi sumbunya yang lembab . 

Ketika airmataku tidak terbendung lagi, aku segera lari masuk dan sembunyi ke dalam gubuk ku, disini aku menangis.. ya hanya disini aku bisa menangis.. 


kadang sempat terpikir oleh ku..apa aku tinggal saja lilin itu sendirian..tapi tidak..tidak mungkin aku membiarkan lilin itu sendirian..aku tahu mengapa lilin itu tiba-tiba ada didekatku waktu itu karena lilin itu butuh…butuh sesuatu…hmm…butuh korek api..ya butuh korek api..bukan butuh aku..lilin itu butuh korek api yang kebetulan aku pemiliknya..lilin itu cuma butuh agar Ia tidak merasa sendiri sebagai lilin, agar Ia dapat dihidupkan dengan api dari korek api milik ku, karena jika lilin itu butuh aku..Ia tidak akan menjatuhkan tubuhnya hingga lelehan dan apinya mengenai tanganku..Ia akan menerima aku walau aku belum tahu dan aku salah bagaimana memperlakukannya, menghidupkan sumbunya, mengumpulkan lelehannya…


Sudah puas aku menangis, aku datangi lagi lilin merah marun ini..
‘’aku akan menjadi temanmu..aku akan terus belajar..mungkin Tuhan mengirim mu kepada ku agar aku belajar bagaimana mencintai dengan tulus…’’




14042011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar