Selasa, 04 Agustus 2015

Keputusan Menikah




Sekilas membaca judul tulisan ini, sensitif sekali ya. Hmm..maklum ini topik yang paling sering diperbincangkan menginjak usia seperempat abad, ya bisa dibilang crisis of quarter life. Ini menarik sekali, mengingat keputusan menikah merupakan keputusan besar yang akan dihadapi setiap orang.  Merupakan salah satu fase yang harus dilewati.

Saya hanya ingin berbagi cerita dari dua teman saya (keduanya laki-laki) yang awalnya masih jauh dari kata serius namun pada akhirnya memutuskan untuk….. MENIKAH!

Pertama, sebut saja Mr. Laba-laba. Pertengahan tahun lalu saya sempat bertemu dengan Mr. Laba-laba juga beberapa teman lainnya. Ketika saling bertanya kabar dan kesibukan masing-masing, topik menikah menjadi bahan obrolan yang renyah. Saat itu Mr. Laba-laba bilang, “Ahh, aku masih lama mau nikah. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan, aku ingin mendaki beberapa gunung tertinggi, aku ingin berpetualang, aku ingin bla bla bla bla….”

Saya yang saat itu mendengar ucapan Mr. Laba-laba seolah menjadi catatan tersendiri, bahwa memang untuk menikah seseorang harus selesai dengan urusan dirinya sendiri. Nah, mungkin urusan Mr. Laba-laba saat itu belum selesai.

Empat bulan berselang, tersiar kabar bahwa Mr. Laba-laba putus dengan pacarnya yang telah terjalin seperti kredit mobil, jalan empat tahunan. Dua bulan kemudian Mr. Laba-laba menggandeng pujaan hati yang baru. Dua bulan kemudian terdengar kabar mereka bertunangan, dan enam bulan saling mengenal cukup bagi mereka untuk memutuskan mengikat janji suci. Mereka menikah. Harapan Mr. Laba-laba untuk mendaki gunung dan berpetualang tetap Ia jalani, namun kini tidak sendiri. So sweet.

Kedua, subut saja Mr. Cumi-cumi, baru saja sebulan yang lalu teman saya satu ini cerita tentang kegundahannya, harapannya, cita-citanya. Pasca putus cinta, Mr. Cumi-cumi tampak hati-hati memilih calon pasangan untuk dirinya. Namun, kegundahan yang dirasakannya adalah Mr. Cumi-cumi masih ingin kerja mapan dulu, sekolah spesialis dulu, dan lain-lain. Kalaupun punya calon pasangan, Mr. Cumi-cumi berharap calon pasangannya itu mau mengerti dan mau menunggu. Karena saya sudah punya satu kisah tentang Mr. Laba-laba sebelumnya, cukuplah kisah ini jadi inspirasi yang bisa saya share buat Mr. Cumi-cumi. Saat itu saya katakan….

Dear Mr. Cumi-cumi, saya punya teman yang awalnya sama sekali belum terpikirkan untuk menikah. Hanya selang beberapa bulan, kabar bahagia iu datang dengan mengejutkan. Apa yang membuatnya berubah? Apa yang membuat Ia merubah pandangannya, merubah keputusannya? Sederhana sekali, mungkin ada banyak faktor lain, namun faktor satu ini yang sangat berpengaruh, yakni….ketika dengan siapa kamu bertemu. Seseorang perempuan yang membuatmu menjadi berhenti untuk mencari. Seseorang perempuan yang isi pikirannya dengan mudah menyatu dengan isi kepalamu. Seseorang perempuan yang satu pandangan menatap masa depan. Boleh jadi banyak urusan dirimu yang belum selesai ketika bertemu dengannya, seperti jenjang pendidikan, kemanapan karir dan lain sebagainya. Namun bersama perempuan itu kamu menjadi yakin, akan lebih mudah untuk diraih. Bukankah mendaki bersama jauh lebih indah, dibanding hanya menunggu di puncak.

Mr. Cumi-cumi hanya diam, sesekali senyum.

“Aku ingetin ya, hari ini kamu bilang belum tahu kapan mau nikah. Kalo dalam waktu dekat nyatanya kamu bilang mau nikah, wah…saya orang pertama yang ketawa. Ketawa untuk lucunya sebuah keputusan bisa berubah dalam sekejap dan ketawa untuk ikut dalam kebahagiaan kamu…”

Perbincangan siang itu selesai.

Lalu, kabar mengejutkan datang beberapa hari lalu..

“Andwi, bener apa yang kamu bilang…”

WHAT????

Mr. Cumi-cumi dengan ekspresi wajah yang begitu membuncah. Bahagia.

Yes, I will get married. Aku menemukan seseorang perempuan, yang dengannya aku menjadi yakin. Yakin untuk menikah dan menghabiskan usiaku dengannya. Yang dengannya aku menjadi tenang. Tenang meraih semua cita-citaku dengan didampingi dirinya.”

Aku mendengar kabar gembira itu, ikut berbahagia…, “I am so happy to hear that…semoga lancar sampai hari H ya….”

***
            Kisah di atas menarik sekali bukan. Bukankah kita semua akan atau telah melaluinya. Untuk kalian (teman-teman) yang telah memutuskan, saya ikut berbahagia. Simpan kisah kalian dan jadikan cerita yang manis untuk anak cucu kelak. Dan untuk kalian yang belum atau merasa jauh untuk memutuskan, mungkin urusan diri sendiri kalian belum selesai atau mungkin kalian belum menemukan seseorang yang dengan lembut menyerahkan kedua tangannya untuk ikut sama-sama menjalani dan menyelesaikan semua cita-cita, semua urusan itu. Selamat mencari, selamat menemukan dan selamat memutuskan…..

“Hey Men… Just share what in your mind to your special person. Choose your lady wisely, she represents you. A man with a big dream need a visioner woman”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar