Sekilas membaca judul tulisan ini, sensitif
sekali ya. Hmm..maklum ini topik yang paling sering diperbincangkan menginjak
usia seperempat abad, ya bisa dibilang crisis
of quarter life. Ini menarik sekali, mengingat keputusan menikah merupakan
keputusan besar yang akan dihadapi setiap orang. Merupakan salah satu fase yang harus
dilewati.
Saya hanya ingin berbagi cerita dari dua teman
saya (keduanya laki-laki) yang awalnya masih jauh dari kata serius namun pada
akhirnya memutuskan untuk….. MENIKAH!
Pertama, sebut saja Mr. Laba-laba. Pertengahan
tahun lalu saya sempat bertemu dengan Mr. Laba-laba juga beberapa teman
lainnya. Ketika saling bertanya kabar dan kesibukan masing-masing, topik
menikah menjadi bahan obrolan yang renyah. Saat itu Mr. Laba-laba bilang, “Ahh,
aku masih lama mau nikah. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan, aku ingin
mendaki beberapa gunung tertinggi, aku ingin berpetualang, aku ingin bla bla
bla bla….”
Saya yang saat itu mendengar ucapan Mr.
Laba-laba seolah menjadi catatan tersendiri, bahwa memang untuk menikah
seseorang harus selesai dengan urusan dirinya sendiri. Nah, mungkin urusan Mr.
Laba-laba saat itu belum selesai.
Empat bulan berselang, tersiar kabar bahwa Mr.
Laba-laba putus dengan pacarnya yang telah terjalin seperti kredit mobil, jalan
empat tahunan. Dua bulan kemudian Mr. Laba-laba menggandeng pujaan hati yang
baru. Dua bulan kemudian terdengar kabar mereka bertunangan, dan enam bulan
saling mengenal cukup bagi mereka untuk memutuskan mengikat janji suci. Mereka
menikah. Harapan Mr. Laba-laba untuk mendaki gunung dan berpetualang tetap Ia
jalani, namun kini tidak sendiri. So
sweet.
Kedua, subut saja Mr. Cumi-cumi, baru saja sebulan yang lalu
teman saya satu ini cerita tentang kegundahannya, harapannya, cita-citanya.
Pasca putus cinta, Mr. Cumi-cumi tampak hati-hati memilih calon pasangan untuk
dirinya. Namun, kegundahan yang dirasakannya adalah Mr. Cumi-cumi masih ingin
kerja mapan dulu, sekolah spesialis dulu, dan lain-lain. Kalaupun punya calon pasangan,
Mr. Cumi-cumi berharap calon pasangannya itu mau mengerti dan mau menunggu.
Karena saya sudah punya satu kisah tentang Mr. Laba-laba sebelumnya, cukuplah
kisah ini jadi inspirasi yang bisa saya share
buat Mr. Cumi-cumi. Saat itu saya katakan….
Dear Mr. Cumi-cumi, saya
punya teman yang awalnya sama sekali belum terpikirkan untuk menikah. Hanya
selang beberapa bulan, kabar bahagia iu datang dengan mengejutkan. Apa yang
membuatnya berubah? Apa yang membuat Ia merubah pandangannya, merubah
keputusannya? Sederhana sekali, mungkin ada banyak faktor lain, namun faktor
satu ini yang sangat berpengaruh, yakni….ketika dengan siapa kamu bertemu.
Seseorang perempuan yang membuatmu menjadi berhenti untuk mencari. Seseorang
perempuan yang isi pikirannya dengan mudah menyatu dengan isi kepalamu. Seseorang
perempuan yang satu pandangan menatap masa depan. Boleh jadi banyak urusan
dirimu yang belum selesai ketika bertemu dengannya, seperti jenjang pendidikan,
kemanapan karir dan lain sebagainya. Namun bersama perempuan itu kamu menjadi
yakin, akan lebih mudah untuk diraih. Bukankah mendaki bersama jauh lebih
indah, dibanding hanya menunggu di puncak.
Mr. Cumi-cumi hanya diam, sesekali senyum.
“Aku ingetin ya, hari ini kamu bilang belum tahu kapan mau
nikah. Kalo dalam waktu dekat nyatanya kamu bilang mau nikah, wah…saya orang
pertama yang ketawa. Ketawa untuk lucunya sebuah keputusan bisa berubah dalam
sekejap dan ketawa untuk ikut dalam kebahagiaan kamu…”
Perbincangan siang itu selesai.
Lalu, kabar mengejutkan datang beberapa hari lalu..
“Andwi, bener apa yang kamu bilang…”
“WHAT????”
Mr. Cumi-cumi dengan ekspresi wajah yang begitu membuncah.
Bahagia.
“Yes, I will get
married. Aku menemukan seseorang perempuan, yang dengannya aku menjadi
yakin. Yakin untuk menikah dan menghabiskan usiaku dengannya. Yang dengannya
aku menjadi tenang. Tenang meraih semua cita-citaku dengan didampingi dirinya.”
Aku mendengar kabar gembira itu, ikut berbahagia…, “I am so happy to hear that…semoga lancar
sampai hari H ya….”
***
Kisah
di atas menarik sekali bukan. Bukankah kita semua akan atau telah melaluinya.
Untuk kalian (teman-teman) yang telah memutuskan, saya ikut berbahagia. Simpan
kisah kalian dan jadikan cerita yang manis untuk anak cucu kelak. Dan untuk
kalian yang belum atau merasa jauh untuk memutuskan, mungkin urusan diri
sendiri kalian belum selesai atau mungkin kalian belum menemukan seseorang yang
dengan lembut menyerahkan kedua tangannya untuk ikut sama-sama menjalani dan
menyelesaikan semua cita-cita, semua urusan itu. Selamat mencari, selamat menemukan dan selamat
memutuskan…..
“Hey Men… Just share
what in your mind to your special person. Choose your lady wisely, she
represents you. A man with a big dream need a visioner woman”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar