Senin, 23 Maret 2015

Membalas Kebaikan Orang Baik





            Mungkin diantara kita pernah suatu waktu bertemu dengan orang baik. Orang baik yang sempat memberikan pertolongan. Misalnya, si Bunga membawa map folder yang isinya kertas-kertas print out skripsong. Ketika lari-lari ngejer dosen pembimbing, eehh…map foldernya jatuh dan kertas-kertas tadi berhamburan. Hap! Datang seorang pemuda yang rela bantuin ngumpulin kertas-kertas yang berserakan tadi. Zzzzzz …. Contoh cerita barusan disponsori oleh kisah-kisah FTV, kekekekekkk. Pake contoh cerita lain napa! Hayuklah…Misal nih, ada si Daun lagi duduk di angkot terus bersin-bersin kayak kucing kena HIV, disampingnya ada seorang ibu tua yang baik hati (lengkap dengan atribut sayap dan mahkota peri di kepalanya), sambil tersenyum ngasih tisu buat si Daun. Belum sempat ngucapin sepatah dua patah kata karena emang kata ga pake patah-patah, angkotnya minggir, lalu si ibu turun. Si Daun belum sempat ngucapin makasih, belum sempat juga berkenalan. Pertolongan kecil sih, tapi cukup bermakna buat si Daun. 

            Nah, mungkin ini bukan hanya kisah milik si Bunga atau si Daun. Bisa juga kan kisah si Komo *krik krik*. Tapi pada dasarnya kita semua bisa jadi pernah bertemu orang baik namun belum sempat membalas kebaikan itu. Kita tidak pernah atau memang tidak akan pernah punya kesempatan lagi untuk berjumpa dengan orang baik tersebut. Ada sih caranya, buat aja sayembara, lalu umumkan ke seluru penjuru negeri, kalau Sang Raja mencari seorang ibu tua yang telah berbaik hati memberikan selembar tisu untuk putri kesayangannya, Putri Daun ketika lagi bersin-bersin di kereta emas (baca: angkot). Barang siapa yang berhasil membawa ibu tua nan baik hati tersebut, bakalan dikasih segepok berlian. Tapi sayangnya, ini bukan negeri dongeng. This is a real life! hidup kita sangat random sekali. Setiap hari selama dua puluh empat jam, entah di menit ke berapa, kita bakalan ketemu entah siapa dalam kondisi seperti apa dan dimana yang mungkin ga bakal ketemu lagi. Begitu juga dengan usia, kita dikasih kesempatan hidup yang secara random, di usia kita yang ke berapa kita akan mengenal siapa dengan cara apa, dan diberi kebaikan-kebaikan. Lalu, kita ga tahu bagaimana membalas kebaikan tersebut. 

            Actually, this is not a big problem. Let say in Dutch, AHAAAA NO PROBLEMOS! Iya, bukankah kita amat beruntung, bahwa hidup di dunia ini kita dihadiahkan tali-temali doa yang tidak kasat mata. Berpilin, sambung menyambung dan kait mengait antar jutaan bahkan milyaran yang di luar kuasa kita. Kita bisa membalas kebaikan orang baik dengan doa. Doa yang tak terputus, senantiasa kita panjatkan. Semoga kebaikannya dibalas oleh yang maha kuasa. Entah dimana orang baik itu berada, semoga hatinya selalu tenang, bahagia dan senyuman mewarnai harinya, serta nikmat sehat tak putus di sepanjang usianya. 

            Dan aku sangat percaya, doa yang tulus, tali temalinya tak akan pernah keliru. Menyampaikan permintaan yang mendoakan untuk yang didoakan. Bukankah kita patut bersyukur, bisa jadi senyum hari ini, bahagia hari ini dan sehat  hari ini terjadi atas doa-doa orang yang mendoakan kita, karena tersentuh atas kebaikan kecil yang pernah kita berikan.

“Dan Aku semakin ingin selalu mendoakan ketika aku sadari bahwa tali temali doa yang berpilin itu, semakin aku banyak berdoa maka semakin indah jalinannya, dan semakin bahagia ku lihat disana, dia yang aku doakan….”

           

1 komentar: