“Iya.. karena kami pernah
belajar bersama, bermain bersama, dan…. bercinta bersama”, Ucap
seorang perempuan bertubuh mungil, di hadapan ribuan pasang mata. Di ujung acara
dari pernikahan seorang sahabat.
“Sahabat kami yang pertama kali
memegang piala ini, kami persilahkan menyerahkan piala kepada sahabat yang hari
ini berbahagia…”, tambahnya lagi.
Salah
seorang sahabat menuju kearah singgasana raja dan ratu sehari. Menyerahkan
piala tanda kebahagiaan itu. Dan mataku berkaca-kaca. Aku amat bahagia. Hingga
hari ini sudah dua dari sebelas keanggotaan GMC yang sudah menemukan dan
menjemput janji masa depannya. Namun ada cerita spesial dibalik ini semua. Lalu
bagaimana cara untuk menceritakannya? Dan kepada siapa aku ingin
menceritakannya? Ah, dua tiga tahun silam boleh jadi ini kisah yang mengiris
hati, tapi aku yakin. Nanti setelah kita tua, kisah ini hanya akan jadi
lelucon. Dan bangganya, aku orang yang dipercaya untuk mengisahkannya.
Teruntuk
dua sahabatku. Aku senantiasa mendoakan, semoga segera, dari rahim kalian akan
hadir GMC junior. Anak kalian akan aku sayangi seperti anakku sendiri. Dan
izinkan aku berbagi cerita kepada mereka, tentang kisah cinta yang tidak
sempurna, para ibunya, yang dulu pernah jatuh cinta namun memilih
menyembunyikannya agar tidak saling menyakiti :).
Nak,
sebut saja ibu kalian adalah ibu Rosa dan ibu Jasmin. Oh ya, kalian bisa
memanggilku, Ibu Putri. Ada satu hal di dunia ini yang kehadirannya tidak bisa
diajak kompromi, ditawar ataupun ditolak. Apa itu, nak? Itu adalah perasaan
jatuh cinta. Kita tidak pernah bisa merencanakan kepada siapa kita akan jatuh
cinta. Perasaan itu tumbuh dengan sendirinya tanpa kompromi. Ah, ini bukan topik
terlalu berat untuk kita bincangkan bukan?. Kalian akan jadi generasi GMC yang kaya
akan pemahaman, termasuk tentang cinta. Makanya kisah ini semoga menjadi salah
satu yang memperkaya pemahaman kalian. Kembali lagi tentang jatuh cinta tadi.
Hal yang bisa kita lakukan menanggapi perasaan itu hanyalah, menerima. Iya,
menerima perasaan itu dengan tulus.
Namun,
apa jadinya jika perasaan itu harus jatuh kepada sahabat sendiri?. Apa akan
tetap kuat menerima perasaan itu terus tumbuh dan menjadi-jadi. Atau akan
dihujam, dipangkas tanpa bekas. Kali ini bukan sekedar perasaan, tapi jatuhnya
perasaan itu kepada sahabat sendiri. Dan itu terjadi pada ibu kalian. Ibu Rosa
dan Ibu Jasmin.
Ajaibnya,
Ibu Rosa dan Ibu Jasmin jatuh cinta kepada lelaki yang sama. Namun
masing-masing dari mereka tidak saling mengetahui. Juga tidak berniat saling
memberitahu. Karena pemahaman ibu kalian sama, walau di kepala yang berbeda.
Tentang bagaimana menjaga persahabatan. Lalu bagaimana Ibu Putri tahu akan hal
ini. Apakah Ibu Rosa dan Ibu Jasmin menceritakan isi hatinya secara lugas? Jawabannya,
tidak.
Ibu
Putri sering mendapati pandangan mata yang berbeda dari Ibu Rosa dan Ibu Jasmin
kepada lelaki itu. Pernah suatu ketika tangan lelaki itu terluka, lalu tanpa
disadari Ibu Rosa dan Ibu Jasmin meraih tangan lelaki itu secara bersamaan,
untuk mengobati luka itu. Namun, Ibu Rosa kalah cepat. Ibu Jasmin yang lebih
dahulu membersihkan luka lelaki itu dan menutupnya dengan kain kasa. Apa yang
dirasa Ibu Rosa? Ternyata Ibu Rosa merasa sedih dan sempat menangis. Di lain
kesempatan, Ibu Jasmin juga pernah menangis. Menangis dengan dada yang begitu
sesak. Siapa bilang jatuh cinta itu indah, nyatanya Ibu Rosa dan Ibu Jasmin
menangis karena jatuh cinta. Di suatu malam akhirnya Ibu Rosa mencurahkan isi
hatinya, tentang perasaannya, tentang ketidakmampuannya lagi untuk menahan
perasaan jatuh cinta itu. Ibu Putri hanya bisa diam. Lalu, di lain momen, juga
Ibu Jasmin menangis di hadapan Ibu Putri untuk hal yang sama. Mereka jatuh
cinta kepada orang yang sama. Ibu Putri lah yang mengetahui hal ini. Ibu Putri
tidak bisa berbuat banyak hal. Hanya menghibur dan banyak membahas topik lain
di sela sela perbincangan untuk
mengalihkan perhatian agar ibu kalian tidak fokus dengan perasaannya.
Bahkan
mungkin hingga hari ini, lelaki itu tidak pernah tahu. Betapa dua sahabat
perempuannya pernah sangat jatuh cinta dan menangisi perasaannya itu. Akhirnya,
Ibu Jasmin terhitung cepat berdamai dengan perasaannya. Ibu Jasmin kembali
ceria. Ia sudah bisa mengabaikan perasaannya karena frekuensi pertemuan dengan
lelaki itu semakin jarang. Berbeda hal dengan Ibu Rosa, perasaannya semakin
kuat. Semakin dipangkas, semakin tumbuh dengan hebatnya. Setiap hari bersama
dengan lelaki itu setiap hari pula membohongi diri sendiri. Ibu Putri sering
mendapati Ibu Rosa menangis. Hingga akhirnya tangisannya terhenti, sangat
sesak memang, tapi itu ujung dari kesedihannya. Lelaki itu sudah memiliki
tambatan hati. Ibu Rosa memilih menghindar dan membuang perasaannya.
“Tidak ada persahabatan yang sempurna di
dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk
mempertahankannya”
REFRAIN, saat Cinta Selalu Pulang. - Winna Effendy –
Terkadang,
tak bisa dipungkiri, waktulah yang paling setia untuk mengobati. Hanyalah waktu
yang menjawab. Selang beberapa bulan dari itu, Ibu Rosa diperkenalkan dengan
seorang lelaki yang akhirnya menjadi teman hidupnya. Lalu Ibu Jasmin juga
menemukan teman hidupnya dengan cara yang tak disangka. Berselang delapan
bulan, tepatnya hari ini, Ibu Jasmin memenuhi janji sucinya.
Ibu kalian hebat. Mereka memilih jalan
terbaiknya. Dan, karena pilihan terbaiknya itulah, hingga hari ini persahabatan
itu tetap terjalin dengan manis. Ibu Rosa, Ibu Jasmin, Ibu Putri, lelaki itu
dan anggota GMC lainnya masih bersahabat dengan baik hingga hari ini. Saling
mengisi tawa ketika dekat dan saling merindu ketika jauh.
Hey,
apa kalian tidak penasaran dengan lelaki itu? Ah, sudahlah. Tutup rasa
penasaran kalian. Bab itu tidak ada dalam kisah yang ingin Ibu Putri sampaikan.
Tugas Ibu Putri hanyalah mengisahkan ini dan memberi pemahaman dibaliknya.
Prabumulih, 08 Februari 2015 22;04
Selamat berbahagia untuk dua sahabatku. Semoga cinta dan
persahabatan selalu terjalin dengan manis diantara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar