Mungkin diantara kita pernah suatu
waktu bertemu dengan orang baik. Orang baik yang sempat memberikan pertolongan.
Misalnya, si Bunga membawa map folder yang isinya kertas-kertas print out skripsong. Ketika lari-lari
ngejer dosen pembimbing, eehh…map foldernya jatuh dan kertas-kertas tadi
berhamburan. Hap! Datang seorang pemuda yang rela bantuin ngumpulin
kertas-kertas yang berserakan tadi. Zzzzzz …. Contoh cerita barusan disponsori
oleh kisah-kisah FTV, kekekekekkk. Pake contoh cerita lain napa! Hayuklah…Misal
nih, ada si Daun lagi duduk di angkot terus bersin-bersin kayak kucing kena
HIV, disampingnya ada seorang ibu tua yang baik hati (lengkap dengan atribut
sayap dan mahkota peri di kepalanya), sambil tersenyum ngasih tisu buat si
Daun. Belum sempat ngucapin sepatah dua patah kata karena emang kata ga pake
patah-patah, angkotnya minggir, lalu si ibu turun. Si Daun belum sempat
ngucapin makasih, belum sempat juga berkenalan. Pertolongan kecil sih, tapi
cukup bermakna buat si Daun.
Nah, mungkin ini bukan hanya kisah
milik si Bunga atau si Daun. Bisa juga kan kisah si Komo *krik krik*. Tapi pada
dasarnya kita semua bisa jadi pernah bertemu orang baik namun belum sempat
membalas kebaikan itu. Kita tidak pernah atau memang tidak akan pernah punya
kesempatan lagi untuk berjumpa dengan orang baik tersebut. Ada sih caranya,
buat aja sayembara, lalu umumkan ke seluru penjuru negeri, kalau Sang Raja
mencari seorang ibu tua yang telah berbaik hati memberikan selembar tisu untuk putri
kesayangannya, Putri Daun ketika lagi bersin-bersin di kereta emas (baca:
angkot). Barang siapa yang berhasil membawa ibu tua nan baik hati tersebut,
bakalan dikasih segepok berlian. Tapi sayangnya, ini bukan negeri dongeng. This is a real life! hidup kita sangat
random sekali. Setiap hari selama dua puluh empat jam, entah di menit ke
berapa, kita bakalan ketemu entah siapa dalam kondisi seperti apa dan dimana
yang mungkin ga bakal ketemu lagi. Begitu juga dengan usia, kita dikasih
kesempatan hidup yang secara random, di usia kita yang ke berapa kita akan
mengenal siapa dengan cara apa, dan diberi kebaikan-kebaikan. Lalu, kita ga
tahu bagaimana membalas kebaikan tersebut.
Actually,
this is not a big problem. Let say in Dutch, AHAAAA NO PROBLEMOS! Iya,
bukankah kita amat beruntung, bahwa hidup di dunia ini kita dihadiahkan
tali-temali doa yang tidak kasat mata. Berpilin, sambung menyambung dan kait
mengait antar jutaan bahkan milyaran yang di luar kuasa kita. Kita bisa
membalas kebaikan orang baik dengan doa. Doa yang tak terputus, senantiasa kita
panjatkan. Semoga kebaikannya dibalas oleh yang maha kuasa. Entah dimana orang
baik itu berada, semoga hatinya selalu tenang, bahagia dan senyuman mewarnai
harinya, serta nikmat sehat tak putus di sepanjang usianya.
Dan aku sangat percaya, doa yang
tulus, tali temalinya tak akan pernah keliru. Menyampaikan permintaan yang
mendoakan untuk yang didoakan. Bukankah kita patut bersyukur, bisa jadi senyum
hari ini, bahagia hari ini dan sehat hari
ini terjadi atas doa-doa orang yang mendoakan kita, karena tersentuh atas
kebaikan kecil yang pernah kita berikan.
“Dan Aku semakin ingin selalu mendoakan
ketika aku sadari bahwa tali temali doa yang berpilin itu, semakin aku banyak
berdoa maka semakin indah jalinannya, dan semakin bahagia ku lihat disana, dia
yang aku doakan….”