Sabtu, 02 Agustus 2014

Ingin Rasanya....

Dan ketika tulisan ini meluncur di dunia maya, suara kereta api di sana berdengung kencang diiringi kepulan asap hitam menghambur di langit malam....

                Ingin rasanya aku beranjak dari sini, mengikuti setiap langkah kaki yang kau putuskan arahnya hendak kemana. Aku, senantiasa satu langkah di belakangmu, dengan tidak melampaui kecepatanmu dan siap menopang ketika kau jatuh.

                Ingin rasanya aku duduk santai disampingmu, mengutarakan setiap mimpi. Dengan semangat yang meluap-luap, dengan mata yang berbinar-binar. Setelah itu, aku ingin mendengar langsung setiap impian yang ada dalam kepalamu. Impian sederhana dan luar biasa menurut definisimu.

               Ingin rasanya aku menatap wajahmu. Oh ya, izinkan aku berada di sisi kirimu. Mencuri pandang sisi kiri wajahmu, karena hanya disitu sudut dimana yang memandang hatinya akan merasa tentram. Agak terdengar aneh ya :D.

                Ingin rasanya aku mendengar semua ceritamu. Tentang apasaja yang telah kau rasakan dari kemarin hingga hari ini, dan tentang apasaja yang akan terjadi besok. Dan aku ingin sekali mengucapkan secara langsung bahwa kamu seorang makhluk Tuhan yang hebat, dan aku bangga berada disampingmu dan mendengar semua ceritamu itu.

                Dan, ini sungguh keinginan yang begitu hebatnya, bahwa aku ingin kau memahami setiap kata yang aku ucapkan dan menatap mataku lamat-lamat. Ada energi yang tersimpan disini, yang dapat kau ambil setengahnya untuk kau jadikan bekal disana. Untuk setiap usaha baik yang kau lakukan, hiduplah disana, karena akan selalu ada yang tersenyum untuk semua itu. Untuk berbagai ranjau yang tengah melilit kakimu, melompatlah, lalu lari dengan kecepatan terhebatmu, karena akan selalu ada yang bertepuk tangan untuk semua itu. Pada akhirnya, aku tidak akan bertanya seberapa banyak puing-puing kebendaan yang sudah kau kumpulkan, seberapa besarnya kebahagiaan yang telah kau raih, akan tetapi, selalu, seberapa jauh diri kita bisa bermanfaat untuk orang lain dan seberapa tinggi ketenangan hati yang yang telah tertanam di qalbu. Dua hal yang mungkin bisa kita jadikan pijakan untuk melangkah, sehingga ketika langkah kita sempat terhenti atau berjalan di arah yang salah, kita punya pijakan untuk kembali.



Prabumulih, 02 Agustus 2014/05 Syawal 1435 H

Kota dimana tempat raja-raja pulang

Dan aku, seseorang yang tak bosan, menanti raja itu pulang.....              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar