Dan ketika tulisan ini meluncur di dunia maya,
suara kereta api di sana berdengung kencang diiringi kepulan asap hitam
menghambur di langit malam....
Ingin
rasanya aku beranjak dari sini, mengikuti setiap langkah kaki yang kau putuskan
arahnya hendak kemana. Aku, senantiasa satu langkah di belakangmu, dengan tidak
melampaui kecepatanmu dan siap menopang ketika kau jatuh.
Ingin rasanya aku duduk santai
disampingmu, mengutarakan setiap mimpi. Dengan semangat yang meluap-luap,
dengan mata yang berbinar-binar. Setelah itu, aku ingin mendengar langsung
setiap impian yang ada dalam kepalamu. Impian sederhana dan luar biasa menurut
definisimu.
Ingin
rasanya aku menatap wajahmu. Oh ya, izinkan aku berada di sisi kirimu. Mencuri
pandang sisi kiri wajahmu, karena hanya disitu sudut dimana yang memandang
hatinya akan merasa tentram. Agak terdengar aneh ya :D.
Ingin
rasanya aku mendengar semua ceritamu. Tentang apasaja yang telah kau rasakan
dari kemarin hingga hari ini, dan tentang apasaja yang akan terjadi besok. Dan
aku ingin sekali mengucapkan secara langsung bahwa kamu seorang makhluk Tuhan
yang hebat, dan aku bangga berada disampingmu dan mendengar semua ceritamu itu.
Dan, ini
sungguh keinginan yang begitu hebatnya, bahwa aku ingin kau memahami setiap
kata yang aku ucapkan dan menatap mataku lamat-lamat. Ada energi yang tersimpan
disini, yang dapat kau ambil setengahnya untuk kau jadikan bekal disana. Untuk
setiap usaha baik yang kau lakukan, hiduplah disana, karena akan selalu ada
yang tersenyum untuk semua itu. Untuk berbagai ranjau yang tengah melilit
kakimu, melompatlah, lalu lari dengan kecepatan terhebatmu, karena akan selalu
ada yang bertepuk tangan untuk semua itu. Pada akhirnya, aku tidak akan
bertanya seberapa banyak puing-puing kebendaan yang sudah kau kumpulkan,
seberapa besarnya kebahagiaan yang telah kau raih, akan tetapi, selalu,
seberapa jauh diri kita bisa bermanfaat untuk orang lain dan seberapa tinggi
ketenangan hati yang yang telah tertanam di qalbu. Dua hal yang mungkin bisa
kita jadikan pijakan untuk melangkah, sehingga ketika langkah kita sempat
terhenti atau berjalan di arah yang salah, kita punya pijakan untuk kembali.
Prabumulih, 02 Agustus 2014/05 Syawal 1435 H
Kota dimana tempat
raja-raja pulang
Dan aku, seseorang
yang tak bosan, menanti raja itu pulang.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar