Hari itu, enam tahun silam. Tepat ketika anak-anak dari poros PMDK
meramaikan gedung-gedung yang kala itu amat asing bagi mereka. Ingatkah kalian enam tahun silam, ketika yang
lain tengah menjalankan tes SPMB, kita melakukan pendaftaran ulang. Hari itu, tanpa disadari mulai terbentuk
formasi GMC. Diantaranya, ada tiga anak yang tanpa disadari beriringan. Ya,
selalu beriringan. Dari tes kesehatan, pengmbilan foto KPM hingga mengantri
untuk menerima almamater. Yak, itulah nomor absen 45, 46 dan 47. Dari nomor
itulah keajaiban-keajaiban mulai terjadi. Kita jadi harus tergabung dalam satu
kelompok tutorial dan kelompok-kelompok lainnya. Pada awal kuliah, si 47 selalu
naik bus menuju kampus dari rumahnya, lalu memutuskan untuk hidup menjadi anak
kos dan memilih PIM sebagai tempat peraduan. Ternyata di PIM itu si 45 duluan ngekos
(Iya, PIM adalah tempat dimana formasi GMC terbentuk). Sedangkan si 46, untuk
mengerjakan tugas kampus sering ngenet di deket kosan itu dan berujung numpang
nginep di kamar si 47. Ketiga nomor itu selalu beriringan. Selalu. Akan tetapi
di penghujung, 47 merasa ada yang kosong, ketika hari pelantikan, dua nomor di
belakangnya yang selalu menjadi teman berceloteh tidak ada. Namun, kabar
baiknya si 45 dan 46 akan menjalani hari sakralnya (baca: Pelantikan dan
Wisuda) Agustus mendatang.
Hei, andai enam tahun silam itu
sebuah film yang diputar kembali, tentang wajah polos para remaja yang
menyambut dengan euforia atas bahagianya menjadi calon golongan berjas putih.
Hari ini perjuangan dan sekelumit masalah di dalam itu telah kita jalani. Semoga
keajaiban-keajaiban kecil akan selalu menyelimuti kisah para -member of GMC-. Itu
bukan kebetulan. Itu hadiah. Karena hadiah-hadiah itulah yang membentuk
bagaimana kita hari ini.
Kita sempat terlena. Terlalu bahagia
menjalani hidup yang selalu bersama. Persahabatan dan kekeluargaan yang begitu
hangat. Kita pikir kebersamaan kita tidak berujung, namun siap tidak siap
akhirnya kita akan menjemput janji masa depan masing-masing, juga dengan cerita
masing-masing. Semoga cerita yang baru nanti tidak menghilangkan memori yang
terlalu manis yang pernah kita lewati. Setidaknya, jika nanti kita sudah
berjauh-jauhan, kita hanya butuh waktu satu dua detik untuk sekedar mengenang
lalu mengucapkan, “Kita Pernah Bersama”.
----One part
story of 4 inch + 1 cm----
17 Juni 2014
Eh, kalian lagi pada
ngapain? Coba Tanya aku… Hmm… Ake sedang merindukan kalian :”))