Sore di kota
kecil.
Naila dan Amiq
sedang duduk santai di teras kosan sambil memandangi kendaraan yang lalu
lalang.
Tiba-tiba
terdengar suara sirine.
Bukan sirine
ambulans tapi sirine dari dapur.
“Hey…air hangat.
Aku ke belakang dulu ya..”
Amiq manggut.
Sambil senyum. Sambil kembali menikmati riuhnya jalanan.
Sepuluh menit
kemudian.
Dua cangkir
kopi. Satu untuk Naila. Satu untuk Amiq.
Cangkir kopi
untuk Amiq. Kopinya sama dengan kopi Naila tapi cangkirnya beda. Cangkir Amiq
lebih bagus. Lebih lucu. Lebih aneh. Lebih tidak biasa. Tergantung yang
menilai.
Cangkir kopi
untuk Naila. Cangkir plastik. Warnanya hijau. Cangkir Naila biasa saja. Bisa
jadi luar biasa. Tergantung yang menilai.
Mereka mulai
menyeruput kopi.
“ada yang aneh”
Amiq memandangi cangkirnya dan cangkir Naila
“Pinter! Pasti
ada yang bertanya-tanya”
Amiq senyum.
“Tentang cangkir
kopi kan?”
Amiq manggut.
“ayooo jelasin…”
tangan Amiq meminta (tanda meminta tangan dibawah)
“Aku jelasin..”
tangan Naila menepuk tangan yang menengadah.
“Setiap orang
punya kopi. Setiap orang punya cangkir. Intinya setiap orang akan minum kopi
dan setiap orang butuh cangkir sebagai medianya. Kalo cangkir orang lain lebih
bagus so what? Kalo cangkir orang
lebih lucu so what? Kalo cangkir
orang lebih mahal so what? Lalu waktu
minum kopi kita ga sempet nikmatin kopi kita karena terlalu sibuk ngeliatin
cangkir orang lain. Kopi itu kehidupan. Kopi itu kebahagiaan. Ga peduli
cangkirnya apa. Yang kita nikmatin kan kopinya bukan cangkirnya. Emang beda ya
rasa kopi yang dicangkir kamu sama yang di cangkir aku?”
“kalo begitu
sini aku cicip kopi kamu…” Amiq menyambar
“Udah
sih….samaaaaa tauk!”
“hahahahaaa…”
“Jadi maksud
kamu beda-bedain cangkir ini buat apa?”
“Ga ada sih,
maksudnya kalo aku pakai cangkir plastik aku ga takut kalo pecah, kan aku
ceroboh, hehe”
“sudah aku
kira..”
“Kamu pinter
miq, udah ngerti sebelum aku jelasin. Kamu makannya apa sih?”
“gado-gado!”
“hahahaa..Indonesia
banget”
“bukannya kamu Nai
yang lebih ngindonesia”
“apaaa?”
“Makannya
kelepon sama nangka”
“yeeeyy…kurang
satu lagi”
“apa?”
“pete goreng!”
“HAHAHAHAHAHAHAA…”
***
kopi itu kehidupan. Kopi itu kebahagiaan.
Cangkir itu medianya. Inti dari hidup itu adalah bahagia. Yang diluar itu
hanyalah aksesoris. Jangan silau sama aksesoris. Jangan bangga juga sama
aksesoris. Kalo aksesorisnya dilepas, yakin masih bisa bahagia?