Jumat, 22 November 2013

Hakikat Mencintai


Aku pernah bertanya, apa spesialnya rasa yang disebut ‘cinta’? Apa sama spesialnya dengan rasa lapar, haus, bosan dan jenis-jenis rasa lainnya. Mengapa seringkali manusia amat mengagungkan jenis rasa yang satu ini. Porsinya dilebihkan dari jenis rasa yang lain. Lalu aku bertanya pada diri sendiri. Apakah aku juga termasuk orang yang mengagungkan jenis rasa yang satu ini? Yang menganggap jenis rasa ini mempengaruhi lebih dari tujuh puluh persen kehidupan sehari-hari? Jikalau memang amat spesial, jikalau keberadaannya mempengaruhi aspek kehidupan yang lain-lain, maka aku takut sekali kalau pemahamanku tentang rasa cinta, dangkal. Aku tidak mau jika suatu hari nanti aku jatuh cinta (lagi), aku hanya mencintai sebatas superfisial. 

            Maka, aku memutuskan untuk memahami hakikat mencintai....

            Kebingungan menyeruak lagi. Berbagai pertanyaan muncul lagi di kepalaku. Dari mana aku memulai memahami ini? Bagaimana cara ku memahami ini? Pemahaman yang seperti apa yang aku butuhkan? Aku berhenti bertanya. Sejenak, Aku ingin berdiskusi. Berdiskusi dengan diri sendiri. Baiklah, aku akan mulai mempelajari ini dengan cara ku sendiri. Aku memulainya dari dasar. Dasar penciptaanku dihadirkan di bumi ini.

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”
(QS. Adz-Dzariyat: 56) 

            Aku dihadirkan di bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Sampai disini aku seperti menemukan titik terang. Setidaknya aku tahu kemana aku akan melangkah. Dalam proses menjalani kehidupan di dunia ini, tentu aku akan berinteraksi dengan berpegang pada garis horizontal dan vertikal. Habluminannas dan Habluminallah. Barulah pertanyaan tentang rasa cinta tadi datang lagi, karena disinilah inti dari yang harus aku pahami. 

Ada satu hal yang selalu muncul dari hati kecil, bahwa aku ingin terlebih dahulu merasakan cinta yang sebenar-benarnya cinta kepada Sang Pencipta ku. Barulah aku mengizinkan hatiku mencintai selain-Nya dengan pemahaman cinta itu ada atas dasar cintaku terhadap Sang Pencipta ku. Namun, aku tidak tahu. Mata hati terasa beku. Bagaimana merasakan cinta yang sebenar-benarnya cinta kepada Sang Pencipta itu? Jujur, aku tidak tahu. Tolong ajarkan aku. Tolong tanamkan rasa cinta itu. Entah lewat apa dan bagaimana caranya. Aku menangis...

“Ya Allah..hamba-Mu yang lemah ini sangat ingin merasakan cinta yang sebenar-benarnya cinta kepada-Mu. Hamba ingin...namun hamba tidak paham..tidak tahu...tolong tunjukkan ya Allah...Walau dengan jalan apapun, tunjukkan ya Allah..”

Aku ingin langkahku terasa ringan. Langkah yang selalu dituntun-Nya di jalan yang selalu dalam penjagaan-Nya. Aku jalani irama hidupku. Lewat apapun skenario yang diberikan-Nya untuk ku. Aku ingin menerima, dengan penerimaan yang tulus. Aku pernah jatuh, tapi aku diberi kekuatan untuk bangun. Aku pernah sakit, tapi aku diberi kenikmatan untuk sembuh. Aku pernah menjadi sangat hitam, tapi aku diberi corak untuk menjadi putih. Aku bertanya mengapa ini terjadi. Aku bertanya lagi. Bertanya lagi. Lagi. 

“Inilah cara Allah menjagaku, cara Allah menyayangiku, cara Allah mencintaiku”

Aku bisa merasakan betapa Allah mencintaiku. Rasa cinta itu melampaui batas pengetahuanku. Dengan inilah aku paham bagaimana aku memulai mencintai-Nya. Aku menerima dengan cara apapun pemahaman itu hadir, maka aku mempersilahkan diriku untuk mencintai-Nya dengan cara ku, dengan pemahamanku. Amat sederhana, dengan mensyukuri semua yang telah aku punya dan menyerahkan sepenuhnya diriku kepada-Nya. Sungguh, Aku bukan apa-apa.

--Maka suatu hari nanti, jika aku jatuh cinta (lagi) itu karena Allah telah mengizinkan aku untuk mencintai, yang bersama orang itu aku bisa menambah kecintaanku kepada-Nya. Lagi dan lagi.--

Kamis, 21 November 2013

Air Surga


Tik tok tik tok..jam dinding berbunyi. Saya hanya terdiam. Tiba-tiba teringat akan nasihat wanita kecil yang usianya jauh di bawah kami. Namanya adalah Atiyah. Haha, mohon maaf ya dek kalo penulisan namamu salah. Sebab ketika menulis ini, kakak sedang tidak berada di samping kakakmu untuk menanyakan yang benarnya. 

Atiyah adalah adik dari teman saya. Ia mengenyam pendidikan di sebuah pesantren. Badannya gede banget. Pernah si Atiyah ini berkunjung ke kosan kami, nyaris ga ada baju yang muat buat dipinjemin untuk dia. Beruntung kak Andwi juga punya adek yang badannya lebih gede dari kak Andwi, jadilah Atiyah pakai baju si Sindy. Suatu hal di luar perkiraan, kamu suka banget ya dek baca novel. Semangat ngubek-ngubek rak buku kakak. Apa itu, hmm.. Remember When ya yang kamu baca diem-diem waktu itu, haha. Maklum mama kamu ga izinin kamu baca kayak begituan ya. Kakak kamu juga ga suka baca dek, dia mah doyannya baca text book kedokteran dek :P.

Dulu saya hanya kenal si Atiyah ini dari foto. Teman saya sering memperlihatkan foto adiknya. Ketika adiknya berkesempatan datang, tepat ketika dia duduk di kelas 2 SMP. Dia sudah tumbuh jadi seorang remaja, jauh sekali dari gambaran foto yang pernah saya lihat. Teman saya ini beruntung, sebab sering mendapat nasihat dari adiknya. Jadilah saya tersadar...

“Ini bukan tentang siapa lebih tua, bukan tentang siapa yang duluan lahir, tapi tentang siapa lebih diberi kesempatan belajar, memahami dan menyampaikan dengan bijak”

Pernah suatu ketika, Atiyah menasihati kakaknya, “Kakak..berbusanalah yang syar’i, sebab kalau tidak, kakak akan berbuat dosa. Ketika kakak melangkah ke luar rumah, setiap langkah kakak akan mengajak papa ke neraka. Kasihan papa kak..”. Saat itu saya hanya senyum mendengar teman saya bercerita tentang ini. Namun, sekarang seiring berjalannya waktu saya jadi berpikir,

“Terkadang rezeki tidak selalu berupa materi, datang nasihat baik juga rezeki.”

Wah, rezeki teman saya bisa diingatkan oleh adiknya. Tapi bukankah saya yang kecipratan cerita dari teman saya juga rezeki buat saya. Apakah rezeki itu berlalu begitu saja? Apa sempat mampir di pemikiran saya?. Rezeki itu kini beranak pinak hingga saya berniat menuliskannya di blog, haha. 

Well, teman saya hanya dua bersaudara dan semuanya perempuan. Jadi laki-laki yang paling cakep di rumahnya ya ayahnya. Lalu saya? Saya punya ayah, satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Jadi kalau saya tidak sesuai nasihat adiknya temen saya tadi, bakal ada tiga orang dong ya yang saya ajak ke neraka. Sebab seorang perempuan adalah tanggung jawab ayahnya, saudara laki-lakinya dan suaminya (kalo sudah bersuami). Astaghfirullah, semoga dijauhkan. Berarti tanggung jawab saya untuk menjaga diri jauh lebih besar dibanding teman saya. 

Sungguh beruntung apabila kita berada di dekat orang-orang yang senantiasa mengingatkan dan menasihati. Namun diri sendiri pun bisa menjadi pengingat dan penasihat untuk diri sendiri. Inilah mengapa saya ingin menulis disini, suatu saat ketika saya dibuat lupa, mungkin tulisan inilah yang megingatkan. Lupa lagi baca lagi, diingetin lagi. Lupa lagi baca lagi. Lupa lagi baca lagi. Haha, dan seterusnyaaaaaa hingga suatu saat siapa tahu anak saya yang baca, yah...supaya nanti anak (perempuan) saya diingatkan bahwa setiap langkahnya membawa tanggung jawab ayahnya, iya ayahnya, ya berarti suami saya dong, wekekekekekekekek... 

***

Buat Atiyah di manapun kamu berada, nasihat kamu sederhana dek. Niatnya cuma buat kakak kamu. Terus kakak kamu cerita sama kak Andwi. Terus kakak menuliskannya disini. Disini berharap ada yang nyasar, haha. Lalu mengambil manfaat dari tulisan ini. Terus pengunjung yang nyasar tersebut entah menulis lagi atau menyampaikan lagi ke orang lain. Terus orang lain itu menyambung nasihat itu ke orang lain lagi. Terus terus dan seterusnyaaa.. jadi apa namanya ini dek? Inilah yang disebut rantai kebaikan, semoga pahalamu mengalir. Mengalir seperti air surga. Amin

Sabtu, 16 November 2013

Liputan Lomba mewarnai 1 Muharam 1435 Hijriyah

Hai teman-teman, kakak-kakak, adek-adek semua. Sebelumnya saya mau mengucapkan Happy New Year 1435 Hijriyah. Hhah, belum terlambat kan? Apa resolusimu tahun ini? Mungkin yang belum berhijab jadi ingin berhijab, yang single mau jadi double, yang lagi sekolah akan segera selesai, dan yang yang lainnya, hehe.  Silahkan ucapkan harapanmu dari jarak jauh, saya bantu mengaminkan ^^. Nah, sehubungan dengan tahun baru, beberapa waktu lalu saya mengajukan proposal ini di dunia maya. Alhamdulillaah, pucuk dicinta ulam pun tiba. Banyak dukungan dari berbagai kalangan. Oleh karena itu, saya merasa sebaiknya menceritakan apa yang telah dijalankan. Mungkin bukan berupa laporan formal tetapi berupa ulasan cerita dan foto-foto. Mau tahu ceritanya? Iya? Let’s cekidooott..


 Diluar perkiraan jumlah peserta mencapai angka 100an. Ramai lho.. Melihat antusias anak-anak yang begitu luar biasa, rasanya sayang kalau semangat itu tidak diapresiasi dalam bentuk hadiah. Atas masukan Dr. Mutiara Budi Azhar, M.Med.Sc bahwa semua peserta harus mendapat hadiah, ya jadilah dengan semangat, kami panitia meluncur memburu banyak hadiah. Saudara-saudara sekalian, bantuan kalian kami salurkan berupa......


Hadiahnya berupa buku cerita 





 Wah, ini kalo Kak Ocin masih kecil mau ikutan juga lah lomba, mau dapet buku cerita jugaaa, hahaha



Tolong fokuslah pada gambar buku Iqranya ya jangan orangnya, nanti mata kalian kelilipan,hehe 



Nah, buku-buku cerita tadi digulung sama Kak Sisca supaya tampilannya menarik dan anak-anak jadi sukaaaaa ^^ 


Nah, ini kerjaan Kak Ria main teropong-teropongan ajaa :P 



 Iya, ini teropongannya sama kak ocin,hihi

Selain itu, kakak panitia juga beliin puzzle islami








Hadiah untuk pemenangnya piala dong..

 Nah ini langkah awal nempelin tulisan juara-juara gitu

 Terus nempelin buat di puncak piala, apa sih tulisannya?

sisi depannya Allah

sisi belakangnya Muhammad
Subhanallah, bangga banget kan dapet piala ini  

 on progress..

Wess..!

 Ada juga hadiah yang dibungkus buat juara 1,2,3

 Ketika gulung buku ceritanya sudah hampir selesai


 Nah, alhamdulillah sudah selesai.
Langkah selanjutnya?


Foto kakak panitia, halah skip aja! 

 Skip..skip..!

Skip lagi....! 


 Dann skip lagi..!

 Mereka bahagia, makanya berpelukan :')

 Sebenernya masih ada hadiah lain berupa sikat gigi. Hadiah ini yang nyiapin Kak Vemi dan Kak Nisa yang akan dibawa esok hari, jadi tenang, aman ya, haha. Lanjut? yuk lanjut.... lokasi lombanya dimana kakak? Sebuah mushola yang kagak jauh dari kosannya Kak Ocin dan Kak Sindy yaitu mushola Darul Iqhlas. 



 Paginya beres-beres duluu..

Wah itu, Kak Ocin ngepel mushola gayanya ga nyantai >,< haha


 Lanjut ke acara inti... ENTER !


Di suatu pagi yang cerah, suara hiruk pikuk anak-anak peserta lomba mewarnai suatu kampung. Aduhai, spesial sekali pagi ini. Mengapa tidak, ada puluhan anak-anak yang akan menyambut tahun baru Islam 01 Muharam 1435 Hijriyah. Keceriaan itu akan diisi dengan lomba mewarnai, bagi-bagi buku dan periksa gigi gratis. Sungguh semangat, ada yang sudah dari pagi menunggu di teras mushola Darul Iqhlas. Ada yang datang jauh-jauh dari kampung sebelah demi meramaikan perlombaan ini. Tak ayal, hal ini membuat panitia kewalahan. Tapi tenang saja, wajah ceria anak-anak mampu membakar semangat kakak-kakak panitia. 

 Anak-anak ramai diantar oleh ibunya ^^


Rangkaian kegiatan ini diawali dengan penerimaan seluruh peserta lomba. Mereka dibagi berdasarkan kelompok usia. Kategori pertama kelompok usia 0-5 tahun. Kelompok ini paling banyak jumlah pesertanya, kurang lebih 50 anak dengan usia termuda 1 tahun 2 bulan. Anak-anak antusias sekali bukan? Bayangkan anak usia semuda itu, semoga tahun baru ini merupakan awal si adek memegang pensil warna. Kategori kedua kelompok usia 6-8 tahun. Kelompok ini berjumlah kurang lebih 20 anak. Mereka tengah duduk di kelas I hingga kelas III sekolah dasar. Lalu kategori ketiga yaitu kelompok usia 9-12 tahu, yang rata-rata duduk di kelas III hingga kelas VI sekolah dasar dengan jumlah kurang lebih 30 anak. Well, jadi jumlah anak hampir seratusan. Kebayang kan betapa riuhnya mushola Darul Iqhlas, kakak panitia sampe kewalahan *ngelap keringet*.

Haha, mereka mulai membuka meja mereka ^^
               
              Setelah dibagi menjadi tiga kelompok, acara dibuka dan perlombaan dimulai. Kelompok yang paling kecil di­-handle oleh Kak Sisca, Kak Ria, Kak Vemi, Kak Nisa dan Kak Kiki. Duh, banyak amat yaakk. Anaknya kan kecil-kecil, ada yang pake acara nangis. Ada juga yang nggak mau di dalam mushola, jadinya lalalala ke teras, gabung-gabung sama kelompok lain. Yah, nggak apa-apa yang penting si adek ini mau mewarnai. Ada juga yang anteng, sejak awal mulai lomba sampe akhir tenang aja bawaannya. Ada juga yang diteriaki si mama, “nak tiang masjid warna coklat, kubahnya biru…” ya terserah juga. Kalau usia segini kan bukan kompetisi yang kita tuntut tapi kemauan mereka memegang pensil warna. Ada juga yang dicuekin si mama, kalau si anak teriak dari dalam mushola, “Ma…warna apa?” si mama dengan santai jawab, “terseraaaaaaahhh….”. Haha, lucu dan menggemaskan.


                Untuk kelompok kedua, adek-adeknya didampingi oleh Kak Anis, Kak Feni dan Kak Desi. Kakak-kakak dari mahasiswa Akbid poltekkes tingkat pertama. Adek-adek kelompok ini pada duduk di teras mushola lho. Lumayan, ketika menggoreskan pensil warna, rambut mereka diterpa angin sepoy-sepoy.  Nah, pada kelompok ini mereka diberi gambar kaligrafi. Tingkat kesulitannya sedikit agak meningkat, namun tidak terlalu detail. Ahha, disini adek-adeknya ada yang sambil garuk-garuk kepala. Ada juga yang busana muslimnya keangkat-angkat. Saking fokusnya sama kerjaan mereka. Sip..sip…

                Nah, untuk kelompok paling besar, adek-adeknya diawasi sama Kak Renti, Kak Dita, Kak Kiko dan Kak Reni. Kakak-kakak ini merupakan mahasiswa Gizi Poltekkes tingkat pertama. Adek-adek pada kelompok ini duduknya juga di teras mushola. Tapi terpisah dari kelompok kedua tadi. Pada kelompok ini tingkat kesulitan gambarnya juga lebih meningkat. Detail-detail gambarnya banyak. Seolah semua ingin jadi pemenang, mereka mempersiapkan diri dan alat dengan maksimal.

                Durasi mewarnai diberikan selama 50 menit tapi adek-adek kelompok pertama banyak yang sudah ngumpul pada waktu 10 menit pertama. Keren kan! Ya iyalah, habis dicorat-coret doang terus ngumpul, terus si adek jalanlah keliling-keliling mushola, haha. Tapi beberapa diantara mereka ada juga yang segitunya serius.  Sedangkan dua kelompok lain mengerjakan lembar mewarnai mereka dengan waktu yang cukup panjang.

                Setelah waktu mewarnai selesai, acara dilanjutkan dengan pemeriksaan gigi oleh Kak Vemi dan Kak Nisa. Kedua kakak adalah calon dokter gigi, nah…mereka membawa peralatan buat periksa gigi adek-adek. Ada yang takut buat diperiksa tapi ada juga yang semangat. Ada juga yang sengaja datang buat periksa gigi diantar sama neneknya. Coba deh, liat pada foto, wajah mereka lucu-ucu ketika diperiksa dan ngantri buat diperiksa.

                Setelah semua selesai, dilanjutkan dengan pengumuman pemenang. Ini adalah momen yang paling dag dig duwerrrr. Apalagi ketika Kak Dimon, Kak Ratih dan Kak Rahman selaku tim juri, membacakan sang juara dimulai dari juara III. Seluruh pasang mata adek-adek tertuju satu arah, menanti siapa yang menjadi pemenang. Ketika diumumkan, tepuk tangan dari adek-adek yang lain meramaikan mushola. Mereka sportif kok. Walau nggak menang mereka tetap bahagiaaaa, apalagi di akhir acara ada pembagian buku-buku cerita, puzzle dan sikat gigi. Jadi mereka pulang tetap bawa hadiah. Yuk lihat dokumentasinya di bawah ini..


"Duh, pusing mau pakai pensil warna apa yaa?"


"Kakaaaakk... aku bingung nih...dicorat-coret aja ndak apa-apa yaa :P"


Ada lho yang baru setengah jalan udah nyerah dan minta digendong sama mamanya, haha

Nah, coba lihat yang satu ini..dengan kucirnya yang lucu, si adek tampak serius amat :)


Ada yang dibantu mamanya juga, Hahaha ketahuaan!!!

Ada yg fokus banget sampe rambutnya keluar-keluar dari jilbab.


Lucu ya, ketika anaknya sibuk mewarnai bapaknya sibuk ambil foto anaknya..^^


Waduh dek, mungkenye jangan deket amat sama kertas mewarnai ntar hidungnya nempel lho... :P


Daann. ini dia si adek kecil yang berhasil ngumpul pertama kali..


Ahha, ada yang sempet ngegodain temen sebelahnya. Hey!!!! ketangkep CCTV dek,wkwk


"Kakaaaaakk...kepala ku pusing, garuk-garuk dulu boleh?"
waduh dek, pusing kok digaruk? haha


Yaakk, keromantisan selalu ada..dua bocah ini semeja berdua..
*INDAHNYA BERBAGI*
ahhaayy..


Nyookk...ini si adek ga nyantai, persiapannya mantep pisan euy, noh liat pensil warnanya banyak amat,haha


Jiaahh, ada yang sepinjeman pensil warna
*INDAHNYA BERBAGI PART 2*


Ini di sisi luar mushola, yang kelompok usia 6-8 tahun.


ini kakak-kakak dari ilmu gizi, cantik-cantik ya ^^


Nah, kalo yang ini kakak-kakak dari Ilmu kebidanan, cantik juga kan ^^


Yaakk...dapet lagi, si bocah stres mewarnai langsung mencari sesuap es tong tong, haha


Ya ampun dek, ga tega kakak liat fose mu. Lomba mewarnai ternyata segitunya..mewarnai di kertas dek, jangan di kepala, hahaha


Let see, ini bocah peserta termuda 1 tahun 2 bulan. Liat muka kamu yang lucu, Kak Ocin bisa apaaaaaahhh...


Aha, ini dia duo bubo, eg hidungnya sama-sama *tuuutttt* hihi


"aseekk...mewarnai udah, waktunya beres-beres.."


"hai kaka...namaku Kiran, lihatlah gayaku, enak aja kalo kaki selonjoran gini, ada angin cepoy-cepoy" hahahha


*INDAHNYA BERBAGI*
tertangkap lagi

Kiran semakin fokus!


"Tolonglah fotoin kami ayuk Ocin..."


Wess, sudah ngumpul dong..


Iya ini anak yang baik, sudah selesai salaman..


Ah, si Kiran udah selesai waktunya fotooo


Kak Ocin-Kiran-Kak Sindy


Kak Dimon dan Kak Rahman ga mau kalah..


Selesainya mewarnai Kiran langsung memeluk sang bunda, huhu Kak Ocin yang lihat jadi terharu
Hiks..hiks... nangis bombay..


Ada yang suap-suapan jugaa
*INDAHNYA BERBAGI PART 3*



ini adalah seorang lelaki kecil yg menderita keganasan darah (leukimia), tetep semangat walau kondisi ga fit...
huhu..terharu..Kak Ocin nangis bombay lagi..



Manteeepppp!
(apanya? itu kotak pensil warnanya maksudnya,haha)


"mewarnai itu emang enaknya sambil gaya kayak gini, lebih asoy aja rasanya"


nah, ketemu lagi yang gayanya ga nyantai, deekkk...itu roknya ditutup dikit dek, haha


"Halah..aku mah stres stres mewarnai mending makan aja...iya makan ajaa.."
wkwkwk


Kak Kiko-Kak Renti-Kak Ria


haha, Kak Ocin ngakak liat yang ini, itu temennya mewarnai dia malah mandorin sambil makan es krim...


Kak Ocin bersama Rani (juara lho si Rani ini ^^)


Kak Dimon bersama adek kecil berkucir banyak ^^



Kak Ratih ngajarin si adek mainan gedget ^^


Hasil mewarnai sang juara, dipisahkan dari yang lain.


Kak Vemi periksa gigi ^^


Hayooo ketahuan, tangan siapa ini yang erat tangan bapaknya waktu ngantri periksa
 gigi,hihihi

si adek pasrah,haha


Cinta-Kiran-Kak Renti


Kiki sedang diperiksa giginya..


HAHAHAHAHA, si Cinta sembunyi di balik tiang mushola, takut periksa gigi. Mukanya itu lho, kayak ketakutan banget...gemessss..


Dek, ga sambil manyun dong..semangat semangat..


eaaa..Kak Nisa sedang periksa gigi 


itu ibunya peserta interest amat sama Kak Nisa ^^


Wah, kakak cantik-cantik ^^


Wey, Kak Vemi dikelilingi bocah-bocah. 
awas dek, kalo lagi kumat suka ngamuk kakak ini,hahah
*ampun memiiii*



Gilaaaa, ini sodaraan ikutan semua lho..

Daann difoto sama bapaknya,^^


"kakaaaakk....mau snack dong.."


Semua bakal dapat, tenaaaanngg....


Calon dokter gigi, entah gigi apa itu yang dibawa. Bukan gigi kuda kan kak? :P


Narsis dulu aahhh...


Kakak panitia mulai menempel hasil mewarnai..


Emak-emaknya ikutan semangat cuyy...


Rameee..


Ibu pejabat bagi-bagi snack..
^^

Vem, Nisa..kalian beres-beres apa bagi harta gono-gini,wkwk


Hasil karya merekaaa....


numpang foto dengan background hasil mewarnai anak-anak...^^


Ketika Kak Tari memberi pertanyaan untuk kuis...


Halah, rambut si adek ^^


Kiran mendapat hadiah karena hafal Al-fatihah ^^


Hasil karya merekaaa...
*terharu*


ini juga...
*terharu lagi*


Lalu pengumuman sang juara..


Selamat yaaa...


Hadiah diserahkan oleh Kak Rahman..


Hayookk...fofo dulu..


Dag dig dueerrr,,,,menanti pengumuman selanjutnya..


Semua mata tertuju pada sang juara...


Daann mereka yang tidak mennag juga dapet hadiah...senangnyaaa...


"asiik....dapet sikat gigi sama buku cerita.."



Cantik: kamu dapet buku cerita apa??
Tampan: Iya nih buku cerita tentang Nabi Sulaiman...
Cantik: Ihh, sama..kok bisa ya..
Tampan: Jodoh lai ya kita...
Wuekekekek


"Ahh, gerah..pake ginian aja enak lhoo.."


Horeee...


"balik ini pokoknya mau langsung main puzzle...!"


Jiaaahh..ini bocah, yang menang kakaknya yang mau foto sama piala ya dia..padahal tadi sembunyi karena takut giginya diperiksa,,,haha



"Kak, nomor pesertanya ditempel dijidat boleh ya..buat kenang-kenangan.."


Horeeee....


"Kamilah sang juara.."


Daaann...tiba-tiba datanglah seorang ibu menemui Kak Ocin, spesial minta difotoin sama anaknya yang menjadi juara. Bahagianyaaa..alhamdulillaah, 


Kak Riaaaa...


di akhir acara.. ^^

Subhanallah, muslimah calon penghuni surga...(Amin)

Iya..iya..silahkan deh..kalo mau foto..


Kak Vemi merangkul Kak Ocin, kenapa sayang ya? hehe.. I love you too :*


Ayuk dan adek ipar, wuakakakak
(Sisca kesenengan ini)


Pulang..angkut barang....





          Alhamdulillah acara ini berjalan dengan lancar. Ini semua tak luput dari doa-doa kalian yang jauh disana diiringi atas izin Allah. Hari ini, terhitung ada 100 anak yang mengawali hari mereka di tahun 1435 Hijriyah dengan mewarnai. Mengawali hari mereka dengan membaca dan gosok gigi yang benar. Mereka bahagia teman-teman, mereka bahagia. Apa kalian disana juga bahagia? Untuk kalian semua yang telah membantu dan amat mengapresiasi acara ini, dengan kerendahan hati kami ucapkan terimakasih. Tangan kami tak mampu membalas kebaikan kalian, biarlah Allah yang menghadiahkan balasannya kepada kalian. Jika Allah mengizinkan, di lain waktu kami akan mengadakan acara-acara lain. Dukungan dan doa-doa dari kalian sangat kami harapkan. Semoga silaturahmi kita tetap terjalin dan rantai kebaikan tetap ada dan selalu ada. Sekian terimakasih... 


"Kau tahu, ada bagian yang tidak kasat mata dalam acara ini. Tak tertangkap oleh mata manusia, tak tertangkap oleh kamera terhebat sekalipun. Apa itu? itulah rantai kebaikan, rantai yang tersambung oleh kalian disana dan kami disini. Bahwa kebaikan yang sambung menyambung pasti dicatat oleh malaikat, dan hebatnya rantai ini tak akan putus sampai seratus bahkan seribu tahun kedepan, mengapa? karena semua hal kebaikan yang kita lakukan hari ini, sekecil apapun insyaAllah membuahkan kebaikan kebaikan di masa depan. Mari, terus jaga rantai itu, jangan sampai putus di kita..^^"