Sabtu, 18 Juni 2011

Perjuangan dimulai....


Ga terasa udah 3 tahun aja saya belajar di FK UNSRI. Waktu yang ga sebentar, perasaan masih kemarin deh pake seragam putih abu-abu. Waktu yang 3 tahun ini banyak saya habiskan bersama teman-teman, intinya sejak ninggalin seragam putih abu-abu saya merubah konsep diri. Intinya saya cuma ingin punya banyak teman dan nikmatin masa kuliah saya. Target ini itu seperti semasa SMA udah terkikis kayaknya…hehee..
kalo ada waktu saya bakal sempetin nulis kisah perjalanan saya nyusun skripsi diblog ini. Anggap aja saya lagi cerita sama ocin..hahaa..ya sama ocin..Mungkin saya bakal ngerasain juga apa yang kata orang kalo nyusun skripsi itu bikin stress,bikin berat badan turun drastisss (huoooo..jangan dongg..mw kurus gimana lagi =_=”), tenang…..tenang…saya akan mencoba menikmatinya. ^_^

Rabu, 08 Juni 2011

‘’BIDADARI BUMI, 9 Kisah Wanita Salehah’’


Huaaww.. Huaaww..
Malem ini 2 sahabat saya zelfi dan tika masing-masing sibuk baca buku Kegawatdaruratan Medik dan ATLS…saya yakin begitu juga dengan anak2 kelas…hihiii…lah andwi baca buku apa?? Hehee..harapan saya minggu ini adalah bisa punya waktu tambahan 4 jam perhari, jadi saya bisa melakukan hal lain tanpa mengganggu waktu saya yang 24 jam,  tapi yang saya tahu diameter bumi ga pernah menyusut jadi bumi berputar konstan 24 jam perhari…halaahh..ini ngomongnya udah kemana-mana…ya udah to the point aja deh..

Baiklah sodara-sodara…ini adalah hasil perjalanan saya ke Gramed beberapa hari lalu..saya pengen banget ada satu novel yang saya baca minggu ini, nah sebenernya ada novel yang nyaris saya beli tapi tebel banget..(lumayan buat nggepok tikus  sampe gepeng), tapi  novel itu ga jadi saya beli…akhirnya saya beli sebuah novel, tipis, ringan, murah, dan sangat…sangat….sangat bermanfaat..

Novel ini judulnya ‘’BIDADARI BUMI, 9 Kisah Wanita Salehah’’ merupakan kumpulan kisah nyata yang diambil dari pengalaman pribadi si penulis yaitu Ustadzah Halimah Alaydrus, ketika beliau menuntut ilmu di tanah suci. Beliau ini keren lho usianya baru 30 tahun, tapi pengalamnnya ketika menuntut ilmu luar biasa. Dalam buku ini beliau menceritakan wanita-wanita shalihah yang ia temui dan berinteraksi secara langsung, wanita-wanita yang tentu sangat sedikit sekali ada di zaman sekarang ini.


Saya berdoa semoga ustadzah Halimah selalu diberikan kesehatan, kekuatan, dan kebahagiaan yang menguatkan beliau untuk tetap selalu berjuang dijalanNya…amin

Saya jadi terhanyut dengan muslimah yang saling doa mendoakan seperti dalam buku ini..dan saya sangat ingin mendoakan wanita-wanita shalihah ini, walau doa saya masih jauh dibandingkan dengan doa mereka-mereka ini..

Menurut saya buku ini *RILAM*….yaa..ringan tapi mendalam..ringan bukunya abisnya tipis..hehee..ringan harganya..halahh..temen-temen bisa nyisihin duit jajan buat belinya Cuma Rp. 30.000, tapi makna dan manfaatnya sangat mendalam…bahkan novel yang cuma 149 halaman ini kalo dibaca dengan penghayatan bisa buat kita nangis..

Nah dari 9 kisah yang ada disini..saya suka semua tapi saya share salah satunya aja yaa..semoga bermanfaat..

#Kisah 3, Zuhud#

Pernahkan kau jumpa?
Diantara mereka yang
Terhanyut arus cinta fana
Ada dia yang tenggelam
Jatuh cinta pada muara

Sebagai upaya menambah materi pelajaran dari apa yang kudapat di Daruzzahro, aku mengambil les privat dari ustadzah Maryam, puteri Habib Ali Mahsyur, mufti Tarim saat ini. Beliau adalah seorang ustadzah yang aktif bergerak dalam bidang dakwah dan juga mengajar di Darul Faqih, sebuah madrasah khusus putri yang ada di tarim juga. Aku belajar memahami tentang hadits-hadits Rosulullah SAW dari beliau seminggu sekali.

Sore ini beliau mengupas hadits :

‘’Zuhudlah (hilangkanlah dari hatimu kecintaan) terhadap harta dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah (hilangkanlah dari hatimu keinginan) terhadap apa yang dimiliki orang lain niscaya engkau akan dicintai mereka.’’

Ustadzah Maryam kemudian menjelaskan padaku arti zuhud dan gambarannya dalam praktek kehidupan manusia. Seperti keteladanan Nabi Muhammad SAW yang lebih memilih mengganjal perutnya dengan batu karena menahan lapar dan rela tidur diatas tikar usang daripada selalu kenyang dan hidup dalam kenyamanan. Atau seperti nabi Isa AS yang sampai hari beliau belum diangkat ke langit tak pernah memiliki rumah sebagai tempat tinggal. Begitu juga para hamba-hamba pilihan Allah yang lebih memilih untuk meninggalkan kesenangan dunia demi meraih kebahagiaan akhirat.

Aku jadi tertarik dan bertanya :

‘’ustadzah, masih tersisakah dizaman sekarang ini orang yang bersikap zuhud, sementara godaan untuk mementingkan dunia sedemikian beratnya?’’

‘’tentu masih ada’’ jawab beliau.

‘’Di dunia ini masih akan selalu ada hamba-hamba pilihan Allah yang memahami untuk apa mereka diciptakan, mereka menyadari hakikat  dunia yang esok atau lusa akan mereka tinggalkan. Mereka berhasil meyakinkan diri bahwa tak ada yang akan mereka bawa ketika masuk kubur  nanti kecuali kain kafan, dan bahwacdunia yang tampak menyenangkan ini hanya akan menyisakan hisab yang panjang. Mereka sungguh orang-orang yang pandai , tak mau senang sesaat namun kemudian membawa petaka yang maha berat. Tak menginginkan kebahagiaan sebentar tetapi membawa penyesalan berkepanjangan.’’

Pernahkan kau sua ?
Diantara mereka yang gelap mata
Mendewakan harta
Ada dia yang menolaknya begitu saja,
Lebih tertarik pada yang kekal
Di alam sana

Sejenak beliau diam dan minum segelas air putih di hadapannya lalu beliau melanjutkan penjelasannya :

‘’pertanyaanmu tadi mengingatkan ku akan kejadian kemarin, ketika aku sedang berada di Madrasah Darul Faqih pada jam istirahat. Kala itu aku sedang berada diruang kantor  dengan beberapa orang guru, tiba-tiba seorang anak remaja memanggilku dan memintaku mendekat, aku lalu mengajaknya menepi disudut ruangan untuk berbicara dengannya.

‘’ustadzah, aku harap ustadzah berkenan menjadi saksi untuk ibuku.’’

Aku mendengarkannya lebih serius.

‘’saksi atas apa, nak?’’

‘’ibuku sepanjang hidupnya tak memiliki apapun kecuali 2 buah baju. Satu ia kenakan sementara yang lain ia cuci. Ia juga hanya memiliki 2 buah kerudung, mukena, sepasang sandal, sebuah sisir, cermin, piring, Alqur’an, tasbih, dan sejadah. Dia tak memegang satu senpun uang, tak memuliki perhiasan, rumah, barang, atau perabot apapun. Di masa tuanya beliau tinggal dengan kakak tertuaku. Apabila salah satu dari anaknya memberinya uang, dia akan menerimanya dengan senang hati  dan mendoakannya namun keesokan harinya uang tersebut sudah tidak lagi di tangannya. Dan ketika beberapa hari yang lalu seseorang memberinya hadiah selembar kain, beliau berkata ‘jika umurku sampai Ramadhan nanti, jahitkan kain ini untuk baju sholatku sebagai pengganti mukena yang lama. Namun jika tidak, tolong berikan kepada ‘si fulanah’ yang rumahnya disana, kulihat mukena yang dipakainya telah usang dan tak lagi layak dipakai.

Anak remaja dihadapanku menunduk, dia menyembunyikan air matanya yang perlahan  menetes sebelum akhirnya kemudian berkata :

‘’ustadzah’’ panggilnya lirih

‘’ibuku meninggal tiga hari yang lalu…kuharap ustadzah berkenan menjadi saksi bahwa beliau telah berhasil menjalani kehidupannya seperti yang diinginkannya. Karena setiap kali aku protes dengan caranya menolak harta dunia dia selalu saja berkata :

‘’Tahukah kau nak?...cita-citaku adalah termasuk dalam kelompok orang yang diceritakan Nabi Muhammad SAW bahwa saat proses hisab masih berlangsung, dan Shirotol mustaqim masih dibentangkan, ada sekelompok orang yang telah menanti Nabi Muhammad dipintu-pintu syurga, hingga malaikat bertanya ;

‘’siapakah kalian yang telah berada disini padahal proses hisab masih berlangsung dan belum selesai?’’

‘’Kami adalah sekelompok orang dari umat Nabi Muhammad SAW yang keluar dari dunia seperti kami masuk kedalamnya. Tak ada yang harus dihisab dari kami..’’ jawab mereka

Anakku…aku ingin keluar dari dunia ini tanpa membawa apapun kecuali sekedar yang aku perlukan untuk bertahan hidup sehingga tak harus ada proses hisab yang panjang menantiku di depan.’’

Begitu selalu jawab ibuku dan dia berhasil menjalani hidupnya tepat seperti yang dia mau. Aku becerita padamu agar kelak engkau berkenan menjadi saksi kebaikannya’’ kata remaja itu mengakhiri ceritanya..’’

Pernahkah kau kira?
Di antara mereka yang sibuk
Membangun istana dunia.
Ada dia yang lebih suka
Menata singgasana di surga

Aku takjub mendengar cerita Ustadzah Maryam dan kagum luar biasa pada wanita yang beliau ceritakan itu.

Betapa sederhana hidup sesungguhnya… ya sangat sederhana, andai kita tidak menganggap penting sesuatu yang sebenarnya memang tidaklah penting. Harta dunia yang karenanya banyak orang berlomba hingga mau berbuat apapun untuk meraihnya, pada akhirnya akan ditinggalkan begitu saja.

Hidup ini sederhana saja sebenarnya…Kita sendiriah yang suka membuat sesuatu menjadi lebih rumit. Cinta dunia sering kali mengelabui kita dari memahami makna hidup yang sesungguhnya.

Tarim 2000

Pernahkan kau sangka ?
Diantara mereka yang berkeliling
Di sejengkal tanah bumi
Ada dia yang terbang
Menembus jagad raya
Mencium Hajar Aswad
Dari tempat asalnya

Ya Allah…
Karuniai aku secuil cintanya
Biar kurasa kelezatan munajat dan doa

Ya Allah…
Beri aku sejumput zuhudnya
Agar aku tak rakus pada dunia

Ya Allah…
Beri aku setetes air matanya
Hingga cair gunungan dosa dalam dada